JAKARTA, AW-Dunia sepakbola kehilangan Diogo Jota. Seorang penyerang, ayah tiga anak, dan suami tercinta. Jota dan adiknya, Andre Silva, meninggal dunia dalam kecelakaan mobil di Spanyol.
Tragis. Jota yang tengah berbahagia karena baru saja melangsungkan pernikahan, muda, sehat walafiat, karier sepakbolanya pun tengah menanjak, harus pergi, menghadap Ilahi.
Jota tak membutuhkan waktu lama untuk menjadi ikon Liverpool sejak diboyong dari Wolves pada 2020 lalu. Meski banyak yang menyebut harga sang pemain kemahalan, Manajer Liverpool kala itu, Juergen Klopp yakin Jota adalah pilihan tepat.
Pemain internasional Portugal itu bahkan tumbuh dan berkembang lebih dari yang dibayangkan. Ia mampu menjawab kepercayaan Klopp saat dimainkan di barisan serang The Reds, di sisi sayap, tengah, maupun sebagai penyerang lubang.
Jota menjadi pemain pertama sejak Robbie “God” Fowler mencetak tujuh gol dalam 10 laga awal bersama Si Merah. Ia bahkan selalu mencetak gol di empat laga beruntun di Anfield. Tak hanya fokus menyerang, Jota juga aktif menghalau serangan lawan lewat pressing ketatnya.
Cedera lumayan panjang sejak Desember 2020, mengganggu performanya. Selepas pulih, Jota kembali menunjukkan tajinya dengan mencetak 21 gol dari 55 laga di semua ajang. Ia membantu Liverpool memenangkan Piala FA dan Carabao Cup, finis di peringkat dua klasemen Liga Primer dan lolos ke final Liga Champions di musim 2021-22.
Namun, cedera kembali mengganggu performa pemain 28 tahun ini di musim 2023-24. Sempat tampil bagus di awal musim, masalah otot memaksanya absen dari lapangan hijau. Ia mampu mencetak lima gol di enam laga pertama selepas pulih dari cedera.
Namun, lagi-lagi cedera membuat pemain bernomor punggung 20 itu harus menepi. Ia hanya tampil sekali sebagai starter musim ini, saat Liverpool menjadi juara Liga Primer yang ke-20 kalinya. Selamat jalan Jota, You’ll Never Walked Alone.
