JAKARTA, AW-Paul Pogba siap menulis lagi cerita indah di lapangan hijau. AS Monaco siap membimbing awal perjalanan baru sang gelandang internasional Prancis menuju masa keemasan seperti dulu.

Pogba yang sekarang sudah lebih matang. Sanksi larangan main 18 bulan, semula 4 tahun akibat tuduhan doping, tak membuatnya patah arang. Ia tetap berlatih keras menjaga kebugaran tubuhnya di gym.

“Secara fisik maupun mental, saya siap. Saya sudah tidak sabar memulai lagi (dari awal), di usia 32 tahun, rasanya seperti masih kanak-kanak,” kata Pogba kepada TF1.

Monaco beruntung memiliki pelatih seperti Adi Hutter yang begitu mengidolakan sepakbola menyerang. Ia minta para pemainnya, terutama barisan serang mereka, kreatif membangun serangan.

“Buat saya, sepakbola harus menghibur. Saya tak suka sepakbola yang membosankan. 15 umpan dari belakang, lalu kembali lagi ke kiper. Saya suka sepakbola yang inspiratif. Tak penting menang atau kalah. Yang penting memainkan bola ke depan, ke kotak terlarang lawan,” kata Hutter kepada The Guardian.

Soal kemampuan menyerang, Pogba sudah pernah menjadi yang terbaik semasa masih membela Juventus. Ia adalah mesin serang Bianconeri bersama playmaker kreatif timnas Italia, Andrea Pirlo.

Tapi, kemampuan itu perlu terus diasah. Menit bermain sangat penting untuk Pogba. Kompetisi Liga Prancis saat ini adalah yang terbaik untuknya. Setidaknya, ia bisa bermain di kompetisi Eropa yang lebih kompetitif dibanding liga di benua lain.

Muaranya adalah panggilan ke timnas Prancis di Piala Dunia 2026. Semakin sering bermain, teknik olah bola kian terasah. Insting membunuh di kotak terlarang semakin mengerikan.

Inilah yang dicari pelatih Les Bleus, Didier Deschamps. Terakhir, Prancis menjadi juara dunia pada 2018 silam. Pada 2022 lalu, Tim Ayam Jantan berhasil lolos ke final. Sayang, mereka kalah dari Argentina lewat adu penalti.