JAKARTA, AW-Final Liga Champions 2025 menjadi mimpi buruk untuk Inter. Finalis musim lalu itu klenger dihajar lima gol tanpa balas oleh raksasa Prancis, PSG. Format baru kompetisi elit Eropa menghasilkan juara baru.
Tanda-tanda kehancuran Inter sudah terlihat saat mereka sudah kebobolan dua gol di 20 menit babak pertama. Achraf Hakimi dan Desire Doue menjadi mimpi buruk untuk kiper Inter, Yann Sommer.
Rapuhnya lini pertahanan memecah konsentrasi barisan gelandang Nerazzurri. Perjudian pelatih Inter, Simone Inzaghi memainkan Benjamin Pavard di barisan tiga bek dan Lautaro Martinez di lini depan tak berbuah manis.
Kedua pemain yang belum fit 100 persen tak kuasa mengangkat performa tim. Gelandang Inter kesulitan memblok serangan anak-anak muda asuhan Luis Enrique. Ujung tombak Tim Biru Hitam juga tak mendapat suplai bola yang memadai untuk mengancam gawang PSG.
Dewi Fortuna juga tak memihak Si Ular. Yann Bisseck masuk menggantikan Benjamin Pavard di menit ke-54. Namun, Bisseck cedera dan harus ditarik keluar digantikan Matteo Darmian tak sampai 10 menit kemudian.
Alih-alih memasukkan Davide Frattesi yang tampil apik di semifinal melawan Barcelona, Inzaghi malah memasukkan Carlos Augusto menggantikan Henrikh Mkhitaryan yang kelelahan meladeni permainan cepat pemain muda PSG.
Gol kedua Doue di menit ke-63 meruntuhkan moral anak asuh Inzaghi. Dua gol yang dicetak Khvicha Kvaratskhelia dan Senny Mayulu seperti hanya tinggal menunggu waktu. Inter hancur-lebur tak berkutik di tangan PSG.
Kemenangan dengan margin lima gol menjadi yang terbesar di final Liga Champions dan PSG menjadi tim pertama melakukannya. Ini adalah gelar juara Liga Champions pertama untuk Les Parisiens, melengkapi sukses meraih quadruple di musim ini.
Dengan format baru, tidak adanya fase grup, PSG lahir sebagai jawara baru Liga Champions. Fase liga yang panjang, delapan laga dengan delapan lawan berbeda, membuat tim peserta memiliki napas panjang.
Sulit di di beberapa laga awal, tim masih bisa bangkit dan lolos ke babak gugur. Ini juga yang terjadi pada skuat Luis Enrique. Hanya sekali menang di lima laga awal fase liga, mereka sukses menyapu bersih tiga laga melawan Salzburg, Manchester City, dan Stuttgar dan lolos ke play-off fase gugur.