JAKARTA, AW- Raksasa London, Arsenal, mengharapkan keajaiban untuk lolos ke final. The Gunners melawat ke Parc des Princes, markas PSG, pada leg kedua semifinal Liga Champions, Kamis (8/5) dinihari nanti. Les Parisiens menjadi favorit dalam duel di Paris.
Hanya ada dua tim yang berhasil bangkit dan lolos ke partai puncak setelah kalah di kandang pada leg pertama semifinal. Pertama, Ajax Amsterdam di tahun 1995-96. Kedua, Tottenham Hotspur pada 2018-19. Declan Rice bermimpi Meriam London bisa mengikuti jejak keduanya.
“Pelatih selalu menyebut ada pemain yang mampu membuat keajaiban. Di laga melawan (Real) Madrid, saya bisa mencetak dua gol dari tendangan bebas. Itu luar biasa,” kata Rice dilansir ESPN.
Arteta mengharapkan anak asuhnya tak gentar dan bisa mengulang sukses mereka menyingkirkan favorit sekaligus langganan juara Liga Champions, Real Madrid, di babak delapan besar. Tim yang berharap comeback bersejarah (remontada) di Santiago Bernabeu akhirnya hanya bisa tertunduk lesu.
“Kami hanya terpisah satu kemenangan dengan final Liga Champions. Menang di Kota terindah di dunia dan atas lawan yang hebat. Tak ada yang lebih baik dari itu,” kata dia.
Tak selamanya, tim yang tampil lebih bagus akan meraih kemenangan. Penggila bola dunia tentu masih ingat dengan taktik bertahan catenaccio ala tim nasional Italia. Mereka berhasil merebut juara dunia 2006 dengan taktik yang dibenci lawan-lawannya itu.
Jose Mourinho sukses membawa Inter meraih treble pada 2010 silam berkat strategi parkis bus yang membuat lawan-lawannya tak berkutik. Barcelona yang tampil bagus dan menghibur harus tersingkir di semifinal. Demikian juga Bayern Munich yang akhirnya bertekuk lutut di partai puncak.
“Liverpool menjadi juara Liga Inggris dengan raihan poin lebih sedikit dari Arsenal dalam dua musim sebelumnya. So, tunggu momen itu datang di saat yang tepat. Inilah saat yang tepat bagi kami untuk lolos ke final,” ujar Arteta.