JAKARTA, AW-PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami) membagikan empat tips menghindari upaya penipuan daring/digital (online) yang diperkirakan marak saat Ramadan dan menjelang Lebaran, di antaranya dengan tidak membuka tautan mencurigakan.

Data layanan pengaduan konsumen menunjukkan, ada 1.512 pengaduan terkait social engineering pada pekan ketiga dan keempat Februari 2025, naik sekitar 46% dari periode sama tahun sebelumnya 1.033 pengaduan.

Berbagai kegiatan saat Ramadan diprediksi menjadi momentum pendorong peningkatan konsumsi rumah tangga. Namun demikian, perlu diwaspadai adanya oknum tidak bertanggung jawab yang memanfaatkan momen tersebut untuk  melakukan upaya penipuan demi mencari keuntungan. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan terdapat kenaikan upaya penipuan online saat Ramadan, terutama menjelang Lebaran. 

Dalam konferensi pers yang berlangsung 4 Maret 2025, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan, menurut data layanan pengaduan konsumen, terdapat 1.512 pengaduan terkait social engineering pada pekan ketiga dan keempat Februari 2025, meningkat sekitar 46% dari periode yang sama tahun sebelumnya yaitu 1.033 pengaduan. 

Mengantisipasi hal tersebut, AdaKami, platform fintech lending terdepan dari sisi teknologi di Indonesia, mengajak masyarakat terus memperkuat pengamanan data pribadi agar tidak menjadi korban kejahatan digital. Jonathan Kriss, Brand Manager AdaKami, mengatakan, modus penipuan digital terus berkembang. Tidak hanya manipulasi psikologis yang menjadi modus social engineering atau phishing, kini bahkan muncul modus baru seperti SMS penipuan dengan metode fake Base Transceiver Station (BTS) yang memungkinkan para pelaku mengirim SMS penipuan secara massal ke ponsel di sekitarnya tanpa terdeteksi oleh sistem operator. 

“Karena itu, kami mengimbau masyarakat agar waspada terhadap modus-modus tersebut dengan tidak membagikan data pribadi kepada orang tidak dikenal dan selalu memverifikasi keaslian informasi langsung melalui saluran resmi,” ujar Jonathan dalam keterangan yang dikutip Jumat (28/03/2025). Berdasarkan data internal, AdaKami menemukan sejumlah akun palsu di berbagai platform media sosial yang mencatut nama AdaKami. Akun palsu itu diduga digunakan untuk melancarkan aksi penipuan. 

Beberapa kasus bahkan melibatkan klaim palsu bahwa AdaKami telah mengirim dana ganda. Situasi itu menunjukkan pelaku kejahatan digital terus mencoba mencari celah untuk memanfaatkan situasi. Untuk itu, selain mengaplikasikan teknologi terkini, AdaKami juga rutin terus melakukan edukasi agar masyarakat kian waspada terhadap berbagai modus penipuan online.

“Keamanan pelanggan merupakan prioritas utama kami. Kami terus meningkatkan perlindungan dan edukasi terhadap ancaman digital. Harapan kami, menjelang Lebaran 2025 ini, masyarakat bisa lebih terlindungi dari modus penipuan digital dan tenang merayakan momen penuh kebersamaan itu,” ujar Jonathan. 

Tips AdaKami

Berikut beberapa langkah yang dapat diikuti agar masyarakat bisa menghindari penipuan digital.

-Hindari Membuka Tautan Mencurigakan. 

Phishing merupakan salah satu modus paling umum yang sering ditemui. Tautan website untuk phising akan terlihat mirip dengan website resmi dan menggunakan nama domain yang mirip. Untuk itu, AdaKami menyarankan agar pengguna selalu menghindari membuka tautan yang dikirimkan oleh orang yang tidak dikenal baik melalui pesan singkat, email, atau media sosial, yang mengatasnamakan lembaga keuangan.

-Lakukan Verifikasi Informasi.

Banyak pelaku yang sering berpura-pura menjadi Customer Service lembaga keuangan. Patut diperhatikan bahwa lembaga keuangan memiliki Customer Service resmi. Oleh karena itu, masyarakat disarankan untuk melakukan verifikasi terlebih dahulu. Pengguna AdaKami bisa menghubungi hotline 1500077. 

-Gunakan Platform Resmi yang Telah Mendapatkan Izin OJK.

Dengan menggunakan platform fintech lending yang telah mendapatkan izin OJK, masyarakat akan terlindungi dari segala bentuk tindakan tidak sesuai peraturan yang ditetapkan termasuk penyalahgunaan data pribadi dan modus penipuan lainnya.

-Waspada Penyalahgunaan Data Pribadi

Hal yang sering luput dari perhatian masyarakat terkait penyalahgunaan data pribadi adalah informasi yang dicantumkan saat melakukan transaksi belanja daring atau pesan antar. Nama, nomor telepon, dan alamat pengantaran yang tercantum pada kemasan paket dapat disalahgunakan pihak tidak bertanggung jawab jika informasi di kemasan tidak dihapus atau dirobek sebelum kemasan itu dibuang. Karena itu, ada baiknya bersikap hati-hati dengan selalu menghapus atau menyobek bagian label pengiriman dengan data pribadi sebelum membuang kemasan atau mengunggah reviu produk yang diterima.

AdaKami didirikan pada 2018. AdaKami adalah pemimpin teknologi di bidang fintech lending di Indonesia yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dalam mencapai tujuan keuangan mereka dengan menyediakan pinjaman yang mudah diakses dan terjangkau. Platform AdaKami menjembatani kesenjangan antara layanan keuangan tradisional dan individu yang sebelumnya memiliki akses terbatas terhadap kredit. 

AdaKami dioperasikan oleh PT Pembiayaan Digital Indonesia, sebuah badan hukum Indonesia yang memiliki izin dan diawasi oleh OJK. AdaKami memanfaatkan teknologi informasi sebagai fondasi untuk memberikan layanan keuangan yang cepat dan tepat.