JAKARTA, AW–Perum Bulog berkomitmen untuk terus melakukan penyerapan gabah petani sesuai ketentuan harga pembelian pemerintah (HPP) yang telah ditetapkan Rp 6.500 per kilogram (kg). Penyerapan gabah petani merupakan salah satu tugas Perum Bulog sebagai pembeli siaga (offtaker) hasil panen petani, terutama untuk komoditas gabah/beras.

Direktur Bisnis Perum Bulog Febby Novita menyampaikan, Bulog terus berkomitmen menjalankan penugasan pemerintah sebagai offtaker hasil panen petani di Tanah Air. Bulog juga memastikan komitmennya untuk terus menyerap hasil panen petani dengan HPP sebesar Rp 6.500 per kg sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah.

“Kami optimistis dengan komitmen seluruh pihak, produktivitas dan kesejahteraan petani akan terus meningkat, yang pada akhirnya mendorong ketahanan pangan nasional secara berkelanjutan,” tegas Febby dalam publikasi yang dikutip Selasa (03/06/2025).

Febby menyampaikan hal itu dalam sambutannya saat Seremonial Tanam Padi di Desa Bicak, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, pada 1 Juni 2025. Di kegiatan itu, Febby mendampingi kunjungan kerja Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo ke Mojokerto dan Sidoarjo. Dalam kesempatan itu, Bulog menegaskan komitmennya sebagai offtaker petani. Bulog juga kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional dengan hadir langsung dalam acara tersebut.

Turut hadir dalam acara itu adalah Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Rahmad Pribadi, Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia Tri Wahyudi Saleh, Wakil Bupati Mojokerto Muh Rizal Oktavian, Dandim 0815/Mojokerto Letkol Inf Rully Noriza, Kapolres Kabupaten Mojokerto AKBP Ihram Kustarto, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mojokerto Nuryadi, serta Kepala Desa Bicak Yunita Dwi Ratnasari.

Hingga saat ini, serapan gabah dan beras oleh Bulog di Jawa Timur telah mencapai lebih dari 500 ribu ton dengan kontribusi Desa Bicak 122 ton dan Kecamatan Trowulan 768 ton. Capaian itu bagian penting dalam penguatan stok cadangan beras pemerintah (CBP) secara nasional.

Karena itu, kegiatan tanam raya itu bukan sekadar seremoni, melainkan simbol semangat baru untuk mewujudkan swasembada pangan nasional melalui kolaborasi antara pemerintah pusat, BUMN pangan, pemerintah daerah, aparat keamanan, dan para petani sebagai garda terdepan ketahanan pangan.

“Kami senang mendengar langsung bahwa para petani di Desa Bicak telah merasakan langsung kehadiran Bulog. Bahkan, sebelum masa tanam ini dimulai, Bulog melalui Kantor Cabang Mojokerto telah menyerap gabah hasil panen petani Desa Bicak secara optimal di masa tanam sebelumnya. Ini bukti nyata sinergi yang telah terjalin dengan baik,” ujar Febby.

Setelah kegiatan di Mojokerto, rombongan melanjutkan kunjungan ke Sentra Pengolahan Beras (Rice to Rice/RTR) dan Gudang Perum Bulog di Banjar Kemantren, Kabupaten Sidoarjo. Di lokasi itu, Febby Novita menjelaskan proses pengolahan beras di RTR mulai dari intake beras, proses penggilingan, hingga packaging.

Kehadiran RTR menjadi bukti nyata modernisasi dalam dunia pertanian. Wamen BUMN juga meninjau langsung stok CBP yang disimpan di Gudang Bulog Sidoarjo sebagai bentuk kesiapan dalam menjamin ketersediaan pangan nasional.