JAKARTA, AW-Kementerian Pertanian (Kementan) optimistis swasembada gula nasional dapat tercapai dalam 2-3 tahun ke depan. Sedikitnya terdapat enam strategi kunci Kementan untuk mewujudkan swasembada gula nasional, di antaranya memperbaiki sistem pengelolaan perkebunan tebu serta harga harus menguntungkan para petani.
Sebagai landasan menuju swasembada gula, pemerintah telah menerbitkan Perpres No 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel). Dalam perpres itu, pemerintah menargetkan swasembada gula konsumsi tercapai pada 2028 serta gula industri dan bioetanol di 2030. Produksi gula nasional pada 2024 tercatat 2,46 juta ton, naik 8,57% dari 2023. Namun demikian, kebutuhan nasional mencapai 8,1 juta ton, sehingga masih perlu tambahan 5,6 juta ton untuk mencapai swasembada gula.
Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, setelah sukses meningkatkan produksi dan stok beras hingga mencapai 4 juta ton lebih, selanjutnya Indonesia fokus pada upaya serupa dengan menyasar komoditas perkebunan tebu, kopi, kakao, karet, dan lainnya. “Alhamdulillah, pangan kita sudah cukup. Stok kita (beras) tertinggi selama merdeka yaitu 4 juta ton. Jadi sekarang kita mulai melihat komoditas perkebunan, yaitu tebu, kopi, kakao, karet, dan lain sebagainya. Kita fokus tebu, semoga 2-3 tahun, paling lambat 4 atau 5 tahun, Indonesia bisa mulai meraih swasembada gula,” kata Mentan.
Mentan mengungkapkan hal tersebut saat memimpin panen dan tanam perdana tebu di Kebun Lumajang 3 AFD, Desa Banter Barat, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), Selasa (10/06/25). Turut hadir dalam kunjungan kerja tersebut di antaranya jajaran Eselon I Kementan, Plt Gubernur Jatim, Bupati Lumajang, Direksi Holding PTPN III, serta Forkopimda Jatim.
Mentan Amran pun membeberkan enam strategi kunci pemerintah dalam mencapai swasembada gula nasional. Strategi-strategi itu difokuskan pada peningkatan produktivitas, efisiensi budi daya, pemberdayaan petani secara berkelanjutan, serta peningkatan pendapatan petani tebu. Mentan merinci enam strategi kunci yang akan dilakukan pemerintah secara komprehensif dalam mewujudkan swasembada gula nasional, pertama, melakukan penguatan penyuluhan kepada petani. Lalu, kedua, memperbaiki sistem pengelolaan perkebunan tebu.
Ketiga, menyediakan sarana produksi, termasuk memberikan kemudahan akses pupuk. Keempat, irigasi. Kelima, pengelolaan tanah. Keenam, harga harus menguntungkan petani. “Kalau ini diberesin semua, swasembada jadi kenyataan,” jelas Mentan. Pelaksanaan keenam strategi itu butuh kerja sama lintas sektor, baik pemerintah pusat, daerah, BUMN, maupun swasta. “Alhamdulillah, kita bekerja keras dan bergandengan tangan. Ini tidak bisa diselesaikan sendiri. Ini pekerjaan rumah (PR) kita bersama. Termasuk ada Pak Plt Gubernur, ada juga PTPN. Kita kolaborasi, pasti bisa,” tandas Mentan dalam publikasi yang dikutip pada hari yang sama.
Mentan Amran bertekad untuk meningkatkan produktivitas gula nasional yang saat ini masih rendah. Data menunjukkan, produksi gula per hektare (ha) sempat menembus 14 ton yakni pada era 1930-an. “Ini berarti harus ada yang dibenahi. Doakan mudah-mudahan minimal produksi gula kita bisa seperti zaman dulu lagi, minimal 14 ton per ha produksinya,” ujar Mentan optimis.
Selain itu, melihat tren produksi saat ini, Mentan yakin kebutuhan gula konsumsi dalam negeri mampu tercukupi sepenuhnya paling lambat di 2026. “Kita penuhi dulu gula konsumsi. Kalau tadi Pak Dirut bilang, paling lambat tahun depan gula konsumsi sudah beres. Tapi jangan hanya gula konsumsi. Kita kejar juga gula industri. Kalau ini berhasil, kita bisa menghemat devisa hingga Rp 40 triliun.” tukas Amran.