JAKARTA, AW-Indonesia dan Korea Selatan (Korsel) membangun aliansi strategis untuk penguatan sumber daya manusia (SDM) dan tenaga kerja perikanan. Kemitraan strategis dengan Korsel itu menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia membangun ekosistem pengembangan SDM kelautan dan perikanan yang terintegrasi, dari pendidikan, pelatihan, sertifikasi, hingga penempatan tenaga kerja perikanan.
Pemerintah RI melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjalin kerja sama dengan sejumlah instansi strategis Korsel, mulai dari lembaga pemerintah hingga perguruan tinggi. Kerja sama itu untuk mendorong pengembangan SDM di bidang kelautan dan perikanan serta perlindungan tenaga kerja perikanan kompeten asal Indonesia di Korsel.
Institusi yang menjadi mitra kerja sama yakni Korean Institute of Maritime and Fisheries Technology (KIMFT), Korea Seafarers Welfare and Employment Center (KOSWEC), Pukyong National University (PKNU), National Institute of Fisheries Science (NIFS), dan Ministry of Oceans and Fisheries of Korea (MOF).
Kerja sama itu bagian dari rintisan pembentukan Indonesia–Korea Global Leader Talent Development Support Center di Busan yang akan berperan sebagai pusat kolaborasi bilateral dalam bidang pendidikan, pelatihan, sertifikasi, hingga penempatan tenaga kerja perikanan Indonesia di Korsel. Pusat ini dirancang menjadi platform berkelanjutan dengan dukungan pendanaan dari skema Official Development Assistance (ODA) Korea.
Sementara itu, sinergi KKP dengan KIMFT dan KOSWEC membuka jalan bagi pelaksanaan pelatihan teknis dan sertifikasi bagi calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) guna memastikan pengakuan kompetensi mereka di industri perikanan Korsel. Kerja sama strategis lain mencakup pertukaran data dan informasi PMI sektor perikanan yang diharapkan mampu memperkuat aspek perlindungan hukum dan keselamatan kerja tenaga kerja migran Indonesia. Sinergi itu juga menghasilkan komitmen untuk mempersiapkan sistem reintegrasi yang baik bagi para pekerja migran agar mereka tetap produktif dan mandiri saat kembali ke Indonesia.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) KKP I Nyoman Radiarta mengatakan, kemitraan strategis RI dengan Korsel menjadi tonggak penting dalam upaya KKP membangun ekosistem pengembangan SDM kelautan dan perikanan yang terintegrasi, dari pendidikan, pelatihan, sertifikasi, hingga penempatan tenaga kerja perikanan.
“Kami ingin memastikan bahwa talenta maritim Indonesia tidak hanya siap secara kompetensi, tetapi juga terlindungi secara menyeluruh saat bekerja di luar negeri,” jelas Nyoman Radiarta dalam publikasi yang dikutip Rabu (07/05/2025).
Konsep Kampus Pintar
Terkait kerja sama akademik dengan PKNU didorong pada program pertukaran dosen dan mahasiswa, beasiswa, seminar bersama, serta riset kolaboratif dalam kerangka pembangunan ekonomi biru. Selaras dengan itu, dukungan MOF juga diarahkan pada pengembangan kampus pintar (smart campus) dan sistem pendidikan vokasi berbasis industri menuju terwujudnya Ocean Institute of Indonesia (OII), sebuah institusi pendidikan yang akan menjadi simpul pengembangan talenta maritim nasional.
Sebagai bentuk keberlanjutan kerja sama, KKP bersama Bappenas, tengah menyusun kerangka kerja strategis Global Leader Talent Development Support Center, merampungkan draf Memorandum of Understanding (MoU), serta memperkuat koordinasi lintas kementerian dan lembaga di Indonesia.
Program ini tidak hanya menciptakan akses terhadap peluang kerja di luar negeri, tetapi juga mengemban misi reintegrasi sosial dan ekonomi bagi para PMI melalui pelatihan kewirausahaan berbasis perikanan, agar mereka tetap produktif dan mandiri saat kembali ke Tanah Air. Dengan pendekatan holistik mulai dari hulu pendidikan hingga hilir penempatan dan reintegrasi, Indonesia dan Korea Selatan menghadirkan model kemitraan yang inovatif dan berkeadilan dalam menghadapi tantangan tenaga kerja global.
Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menyambut baik inisiatif itu dan menegaskan bahwa pembangunan sektor kelautan dan perikanan tidak dapat terlepas dari investasi pada manusia. “Penguatan kapasitas SDM adalah kunci utama untuk mewujudkan ekonomi biru yang berkelanjutan. Kolaborasi internasional seperti ini merupakan langkah strategis untuk menciptakan talenta maritim unggul yang mampu bersaing secara global sekaligus menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keberlanjutan,” kata Menteri Trenggono.