JAKARTA, AW-Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi sentra hilirisasi jagung dan ternak sapi. Pada hilirisasi peternakan sapi misalnya, Sumbawa dapat menghasilkan produk jadi berupa daging sapi atau sosis.

Peluang tersebut sangat terbuka lebar mengingat Sumbawa merupakan kabupaten yang memiliki sumber daya besar berupa melimpahnya produksi jagung dan banyaknya peternakan sapi dan lainnya.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, hilirisasi jagung penting sebagai bagian dari pengembangan sektor pertanian, pun dengan peternakan sapi. “Saya ingin Sumbawa menjadi sentra hilirisasi hasil produksi. Misalnya, ada yang menjadi sosis daging sapi, ayam, dan lain sebagainya karena kita punya semuanya,” ujar Mentan Amran.

Hal itu sejalan dengan visi Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai swasembada pangan dan kemandirian dalam pengolahan hasil pertanian. Jika lompatan ini bisa dilakukan maka lompatan harga hasil produksi (jagung) bisa 10 kali lipat jika sudah dalam bentuk jadi. “Kita ingin lompatan eksponsial, lompatan luar biasa di bawah gagasan besar atau skala prioritas Bapak Presiden Republik Indonesia. Kami hanya operator kemudian petani bergerak luar biasa,” ungkap Mentan Amran.

Dalam publikasi yang dikutip Sabtu (26/04/2025) disebutkan, Mentan Amran, saat panen raya jagung di Sumbawa, NTB, pada 21 April 2025, mendorong Sumbawa menjadi sentra hilirisasi jagung dan penggemukan ternak. Saat itu, Mentan Amran melaksanakan kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Modern Internasional Dea Malela serta mengikuti kegiatan panen raya jagung di Sumbawa.

Di Pondok Pesantren Dea Malela, Menteri Amran menyerahkan bantuan berupa 10 ekor sapi untuk program penggemukan yang akan dikelola di lahan seluas 12 hektare (ha) milik pesantren. “Ini dari Kementan 10 ekor sapi untuk digemukkan. Kalau ada kebun seperti jagung, itu nanti bisa minta bantuan benih dari pusat,” ungkap Mentan Amran.

Setelah dari pesantren, Mentan Amran melanjutkan rangkaian kegiatan dengan menghadiri panen raya jagung di Desa Penyaring, Kecamatan Moyo Utara. Berdasarkan data Dinas Pertanian Sumbawa, per Maret 2025, Sumbawa menargetkan luas tanam jagung 105.169 hektare (ha) dengan realisasi 79.105 ha dan produksi 574.302 ton. Dalam upaya peningkatan produksi, Mentan Amran juga memperkenalkan program pompanisasi yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi pertanian.

“Pompanisasi biayanya rendah, tetapi hasilnya luar biasa. Dengan teknologi ini, kita bisa menanam jagung hingga tiga kali setahun,” ujar Mentan. Untuk mendukung program itu, Mentan Amran menargetkan penyelesaian 2.000 unit pompa dalam dua tahun dengan dukungan anggaran dari Badan Wali Penyuluh Sumber Daya Air (BWS) Kementerian PUPR Rp 80 miliar untuk irigasi pendukung.