JAKARTA, AW-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus mendorong industri furnitur nasional lebih berdaya saing di pasar global. Karena itu, keberlanjutan pertumbuhan industri furnitur perlu didukung penerapan Standar Nasional Indonesia (SNI). Dinas Perindustrian di berbagai daerah di Tanah Air dipacu untuk aktif memfasilitasi dan mendorong pelaku industri furnitur di wilayahnya agar menerapkan SNI.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Andi Rizaldi menyampaikan, industri furnitur selama ini berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sektor furnitur di sepanjang 2024 menorehkan pertumbuhan 2,07%. Nilai ekspor furnitur mencapai US$ 1,47 miliar pada periode Januari-November 2024 atau meningkat 0,7% dari periode sama 2023.
Dengan pertumbuhan industri furnitur lebih dari 2% itu maka penerapan SNI menjadi hal sangat penting guna menjaga kualitas produk, meningkatkan daya saing industri, serta mempertahankan kepercayaan pelanggan, baik di pasar domestik maupun internasional. “Penerapan SNI akan mengatrol daya saing industri furnitur nasional,” jelas Andi.
Dalam publikasi yang dikutip Senin (31/03/2025), Andi menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung industri furnitur nasional. Dengan dukungan dari berbagai pihak, industri furnitur RI bisa kian kuat dan berdaya saing di pasar global.
Apalagi, industri furnitur di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus berkembang, mengingat ketersediaan bahan baku melimpah dan keberagaman desain produk yang mampu bersaing di pasar global. Namun, ada tantangan yang dihadapi sektor ini, termasuk persaingan dari produk impor serta efisiensi produksi. “Untuk itu, peningkatan inovasi dan kepatuhan terhadap standar mutu menjadi faktor kunci mempertahankan pertumbuhan sektor furnitur lewat peningkatan daya saing,” tegas Andi.
Sebagai bentuk dukungan terhadap pengembangan industri furnitur, salah satu balai di bawah BSKJI, yaitu Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Kerajinan dan Batik (BBSPJIKB) Yogyakarta, berkomitmen membantu penerapan SNI melalui perluasan ruang lingkup sertifikasi produk furnitur. Kepala BBSPJIKB Jonni Afrizon menjelaskan, proses mendapatkan sertifikasi SNI produk furnitur kini semakin mudah. Pelaku industri dapat mengakses laman sertifikasi batik.go.id untuk memperoleh informasi dan melakukan proses sertifikasi secara efisien.
Dengan semakin banyaknya produk furnitur yang tersertifikasi SNI, diharapkan kepercayaan konsumen terhadap produk lokal makin meningkat. Hal ini tidak hanya akan memperkuat daya saing industri di pasar internasional, tetapi juga mendorong pertumbuhan industri dalam negeri secara berkelanjutan. “Penerapan standar mutu yang ketat juga akan membantu meningkatkan efisiensi produksi dan mengurangi risiko penarikan produk akibat ketidaksesuaian dengan regulasi yang berlaku,” ujar Afrizon.
Selain itu, pemerintah terus mendorong kemitraan antara pelaku industri furnitur dengan berbagai lembaga penelitian dan pengembangan guna menciptakan inovasi yang lebih kompetitif. Pemanfaatan teknologi terbaru dalam produksi furnitur, seperti teknik manufaktur berbasis digital dan penggunaan bahan ramah lingkungan, juga menjadi bagian penting dalam strategi penguatan industri nasional.
“Melalui upaya ini, diharapkan industri furnitur Indonesia dapat terus berkembang, meningkatkan daya saing di pasar global, serta memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional,” jelas Afrizon. BSKJI dan BBSPJIKB bertekad akan terus mendukung para pelaku industri dalam memenuhi standar yang ditetapkan, sehingga industri furnitur Indonesia dapat bersaing secara lebih kompetitif di tingkat internasional.