JAKARTA, AW-Stok beras Indonesia yang sangat melimpah membuat Kamboja harus mencari pasar ekspor baru. Dalam 15-20 hari ke depan, stok beras Indonesia diperkirakan menembus 4 juta ton dari saat ini 3,5 juta ton. Padahal, di 2024, Indonesia masih impor beras, termasuk di antaranya dari Kamboja.
Saat memimpin rapat Sidang Kabinet Paripurna Kabinet Merah Putih yang dihadiri seluruh menteri di Istana Kepresidenan Jakarta pada 5 Mei 2025, Presiden RI Prabowo Subianto menceritakan kekaguman Presiden Senat Kerajaan Kamboja Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen atas pesatnya kemajuan sektor pertanian Indonesia hingga membuat negara itu harus berpikir keras dalam melakukan ekspor beras. Bahkan, kekaguman itu diungkapkan Presiden Senat Kerajaan Kamboja sebanyak dua kali.
Presiden Prabowo menyampaikan, terdapat dua hal yang disampaikan Presiden Senat Kerajaan Kamboja, yakni Indonesia dinilai berprestasi karena mampu memproduksi beras hingga melimpah dan Kamboja harus mencari pasar ekspor baru karena Indonesia tidak akan impor lagi.
“Pada 5 Mei 2025 pagi, saya menerima Saudara Hun Sen dari Kamboja, dia 38 tahun jadi Perdana Menteri sekarang naik jadi Presiden Senat. Yang pertama disampaikan bahwa mereka memperhatikan prestasi Indonesia luar biasa, produksi berasnya sangat naik sampai berlimpah. Disampaikan juga bahwa kondisi itu akan berpengaruh ke Kamboja karena biasanya Indonesia beli beras dari Kamboja. Tapi, tahun ini, Kamboja harus cari pasar baru karena Indonesia tidak akan impor,” kata Presiden.
Menurut Presiden Prabowo, keberhasilan Indonesia dalam membangun sektor pertanin bukanlah perkara mudah, karena beberapa tahun lalu seluruh area persawahan di Indonesia menghadapi situasi sulit, yaitu gelombang cuaca ekstrem El Nino atau kekeringan panjang sepanjang sejarah. Namun, hal itu dapat segera diatasi berkat kinerja Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan juga jajaran lainya, seperti dari TNI/Polri yang melakukan distribusi pompa secara merata di seluruh sentra padi Indonesia.
“Kita bisa surplus beras Februari, Maret, April, dan Mei. Mentan mengatakan ternyata untuk ini (El Nino) kalau tidak ada air kita tidak bisa. Tapi ada jalan keluarnya, karena di Indonesia banyak sungai yang tidak pernah kering. Kuncinya adalah pompa. Waktu itu, kita cari uang untuk 80 ribu pompa. Hasilnya, alhamdulillah sekarang kita aman karena tindakan sekian bulan yang lalu,” jelas Presiden Prabowo.
Dalam publikasi yang dikutip Selasa (06/05/2025) disebutkan, Presiden Prabowo sebelumnya memuji kinerja Mentan Amran dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono yang berhasil mencatatkan sejarah baru dalam pencapaian produksi beras nasional hingga menjadi yang terbesar di sepanjang sejarah berdirinya RI. “Selamat dan sukses, produksi saudara luar biasa, kebijakan kebijakan yang saudara ambil menjadi perhatian dunia. Berarti, ini menteri dan wakil menteri betul betul bekerja. Jadi, Saudara-saudara ini suatu prestasi, saya merasakan,” jelas Presiden.
Indonesia kembali mencatatkan tonggak penting dalam sejarah ketahanan pangan nasional. Di 2025, stok cadangan beras pemerintah (CBP) berhasil menembus 3,5 juta ton, menjadikannya yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Capaian ini bahkan melampaui rekor swasembada beras yang pernah diraih Indonesia di 1984. Kini, lebih dari empat dekade kemudian, Indonesia menorehkan prestasi baru.
Per 4 Mei 2025, stok beras di gudang Perum Bulog mencapai 3.502.895 ton, dengan jumlah penduduk hampir dua kali lipat dari 1984, yakni sekitar 280 juta jiwa. “Ini rekor tertinggi CBP selama periode Januari–Mei sejak Bulog didirikan 1969. Jumlah ini bahkan melampaui capaian saat Indonesia meraih swasembada beras di 1984, padahal jumlah penduduk kita saat ini hampir dua kali lipat dibandingkan tahun tersebut,” ujar Mentan Amran.
Mentan Amran menambahkan, stok CBP akan terus diperkuat dan dimonitor secara ketat untuk mencapai target 4 juta ton dalam waktu dekat. “Mudah-mudahan dalam 15–20 hari ke depan, cadangan beras nasional kita akan menembus 4 juta ton,” jelas Mentan.