JAKARTA, AW-Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) optimistis upaya penyerapan 1 juta ton jagung oleh Perum Bulog mampu mengatasi tren depresiasi harga komoditas tersebut di tingkat petani. Penyerapan untuk kepentingan cadangan jagung pemerintah (CJP) oleh Bulog itu menggunakan harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 5.500 per kilogram (kg).
Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, puncak panen raya jagung pipilan kering tahun ini yang diestimasikan Badan Pusat Statistik (BPS) terjadi di Maret 2025 dengan torehan produksi 1,95 juta ton secara nasional, berimplikasi pada fluktuasi harga di tingkat petani.
Menyikapi tren depresiasi harga jagung tersebut, Bapanas menyatakan langkah resolusi akan diimplementasikan sesegera mungkin. “Guna mengatasi fluktuasi harga jagung pipilan kering di petani, pemerintah mengupayakan serapan oleh Bulog dan kerja sama antardaerah (KAD),” ungkap Arief dalam publikasi yang dikutip Selasa (15/04/2025).
Adapun sesuai Panel Harga Pangan Bapanas, rerata harga jagung pipilan kering di tingkat produsen per 14 April ada di level Rp 4.831 per kg. Beberapa provinsi yang mengalami rerata harga rendah, antara lain Sulawesi Selatan Rp 4.144 per kg, Nusa Tenggara Barat Rp 4.100 per kg, dan Gorontalo Rp 3.938 per kg.
Sementara itu, provinsi yang tercatat dengan rerata harga jagung di atas HPP, antara lain Nusa Tenggara Timur Rp 5.750 per kg, Bengkulu Rp 5.650 per kg, dan Lampung Rp 5.350 per kg. “Pemerintah tentunya bersama segenap stakeholder yang terkait akan segera membantu sedulur petani jagung supaya harga di mereka tetap baik. Pemerintah melalui Bapanas telah menugasi Bulog untuk menyerap sebagai CJP dengan target 1 juta ton,” jelas Arief.
Dalam Kerangka Sampel Area (KSA) BPS amatan Februari 2025, total produksi jagung pipilan kering kadar air 14% di Januari-Mei 2025 diperkirakan dapat mencapai 6,83 juta ton. Jika dibandingkan terhadap kebutuhan jagung konsumsi di periode yang sama menurut neraca pangan juga berada di angka yang tidak terpaut jauh yakni 6,82 juta ton.
“Memang, stok jagung saat ini masih cukup banyak di gudang Bulog sebagai hasil penyerapan dan penyimpanan dari tahun sebelumnya. Untuk itu, dalam rangka penyerapan jagung petani di tahun ini, stok CJP itu telah kita perbolehkan Bulog untuk melepas ke kalangan peternak layer mandiri,” jelas Arief.
Bantu Peternak Unggas
Arief menjelaskan, untuk memperkuat stok CJP, Bulog ditargetkan menyerap 1 juta ton jagung pipilan kering di 2025 atau sekitar 5,8% dari total proyeksi produksi jagung nasional 17,7 juta ton. Sementara itu, untuk target penyaluran berupa program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) jagung sebesar 250 ribu ton pada tahun ini.
“Jadi, kita dorong Bulog melakukan penyerapan dengan HPP Rp 5.500 per kg. Lalu, kita juga dorong KAD berupa mobilisasi stok ke daerah lain dengan subsidi biaya transportasi dari pemerintah,” kata dia. Pada 15 April 2025, Bapanas juga mengadakan rapat koordinasi CJP bersama pemerintah daerah yang merupakan sentra produksi jagung nasional.
Hingga minggu kedua April 2025, umur simpan CJP yang lebih dari 12 bulan terdapat 28.800 ton dan dalam rentang 7-12 bulan 57.800 ton. Total realisasi pelepasan CJP kepada peternak layer mandiri sampai 11 April 2025 mencapai 13,6 ribu ton. Harga pelepasannya Rp 5.500 per kg dengan pengambilan di gudang Bulog.
Bapanas optimistis dengan instrumen HPP Rp 5.500 per kg maka pemerintah tentunya berharap sedulur petani mendapatkan harga yang baik. “Pada saat yang sama, Bulog mampu memperkuat stok jagung pemerintah yang nantinya untuk intervensi stabilisasi yang dalam hal ini membantu peternak unggas memperoleh jagung pakan dengan harga yang baik pula,” tandas Arief.
