JAKARTA, AW-Serapan beras lokal oleh Perum Bulog selama periode Januari-Mei mencapai 2,35 juta ton per 27 Mei 2025 pukul 11.30 WIB. Dengan serapan beras lokal tertinggi untuk pertama kalinya dalam 57 tahun terakhir tersebut maka Indonesia bukan saja mendekati swasembada namun mulai melangkah menuju kedaulatan pangan nasional.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengatakan, capaian serapan beras lokal sebesar itu turut berdampak besar ke pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) menurut lapangan usaha di triwulan I-2025 (year-on-year/yoy) mencapai 10,52%, tertinggi sepanjang sejarah. Ini sinyal kuat bahwa kebijakan yang berpihak pada produksi nasional berdampak nyata bagi perekonomian dan membuka lapangan kerja bagi rakyat Indonesia.

Baca Juga:

Jepang sedang Krisis Beras, Produksi Indonesia Capai 34,6 Juta Ton Tahun Ini

Dengan berbagai indikator tersebut, Indonesia tidak hanya mendekati swasembada beras, tetapi juga mulai melangkah menuju kedaulatan pangan nasional. “Kita tidak lagi hanya bicara swasembada, tapi sudah bicara kedaulatan. Dengan angka serapan seperti itu, Indonesia siap mengambil peran lebih besar dalam sistem pangan dunia,” tandas Mentan.

Mentan mengatakan, Indonesia mencetak tonggak sejarah baru dalam penguatan ketahanan pangan nasional, menyusul capaian serapan beras lokal oleh Bulog sebesar 2,35 juta ton per 27 Mei 2025. Perolehan serapan itu melonjak 400% dari rerata serapan lima tahun terakhir di kisaran 600 ribu ton ton di Januari-Mei dan rerata hanya 1,2 juta ton per tahun.

Perolehan capaian tersebut menjadi lompatan yang eksponensial dalam kinerja penyerapan beras nasional. “Biasanya, angka serapan seperti itu baru tercapai satu tahun penuh. Kali ini, kurang dari lima bulan, kita sudah melampauinya, ini lompatan eksponensial,” ujar Mentan Amran dalam publikasi yang dikutip Selasa (27/05/2025).

Mentan menegaskan, lonjakan serapan itu sepenuhnya dari produksi dalam negeri, tanpa ada tambahan beras medium impor sejak awal 2025. “Ini murni hasil panen petani kita sendiri. Tidak ada impor. Publik perlu tahu, keberhasilan ini hasil nyata dari kerja keras petani dan kebijakan pemerintah yang berpihak,” tegas Mentan.

Berdasarkan data BPS, produksi beras Januari-Mei 2025 mencapai 16,55 juta ton, naik 11,95% dari 2024. Peningkatan produksi beras nasional itu turut diakui Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) yang mengestimasikan 34,6 juta ton di periode 2024/2025, tertinggi di Asean atau melampaui Thailand dan Vietnam, bahkan melebihi target pemerintah sendiri 32 juta ton.

Namun demikian, masih ada saja pihak yang mempertanyakan kontribusi produksi lokal ke stok nasional dan mengaitkannya dengan sisa beras impor 1,7 juta ton dari 2024. Kementerian Pertanian (Kementan) menyatakan, perlu menjadi pengetahuan publik bahwa jumlah itu hanya cukup untuk konsumsi nasional selama 20 hari, sehingga tidak signifikan dipersoalkan.

Baca Juga:

Stok Cadangan Beras Pemerintah, Bapanas Sebut 3,8 Juta Ton di Akhir Mei

Serapan cadangan beras pemerintah (CBP) oleh Bulog kini melesat 2.000% dari periode sama tahun sebelumnya, ini berdampak langsung pada stabilisasi harga di pasar. Fakta ini bukti produksi dalam negeri naik drastis. Sesuai data BPS, stok cadangan beras nasional 12,05 juta ton per Mei 2025, yakni carry over 2024 sebesar 8,15 juta ton dan stok CBP hasil serapan domestik 2025 sebesar 3,9 juta ton. “Ini tanda kebutuhan beras RI kini sangat terjamin,” kata Mentan.

Mentan juga menegaskan, Kementan tidak mengeluarkan data produksi pertanian dan melarang siapa pun di Kementan untuk menerbitkan data sendiri. Seluruh informasi dan rujukan resmi hanya bersumber dari BPS, Bulog, dan USDA. “Ini untuk memastikan akurasi, transparansi, dan menghindari manipulasi data. Kalau ada yang meragukan data resmi ini, patut dipertanyakan. Jangan-jangan ada kepentingan importir atau mafia pangan di baliknya,” tandas Mentan.