JAKARTA, AW-Produksi jagung NTB diproyeksikan naik 8% pada Januari-Juni 2025. Produksi jagung NTB yang melimpah itu disikapi pemerintah dengan membantu memobilisasinya ke sentra peternak unggas di Jawa Timur. Langkah itu dilakukan demi mengantisipasi fluktuasi harga jagung di tingkat peternak dan kendala keterbatasan moda transportasi di NTB.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi jagung pipilan kering kadar air 14% di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada semester I-2025 diestimasikan mampu meningkat sekitar 8%, yakni dari 712 ribu ton pada Januari-Juni 2024 menjadi 769 ribu ton di periode sama tahun ini. Sepanjang 2024, NTB termasuk daerah sentra produksi jagung tertinggi keempat secara nasional dengan torehan 1,2 juta ton dan berkontribusi 7,99% terhadap total produksi nasional di 2024 yang mencapai 15,1 juta ton.
Pencapaian produksi jagung itu menjadikan NTB sebagai salah satu lumbung jagung nasional yang potensial untuk menopang kebutuhan jagung domestik, baik untuk konsumsi maupun pakan ternak. Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) Arief Prasetyo Adi mengatakan, dalam upaya menjaga stabilitas pasokan dan harga jagung nasional, Bapanas mendorong optimalisasi penyerapan jagung hasil panen raya dari petani dalam negeri.
Bapanas menjembatani petani jagung yang tengah panen raya dengan peternak unggas yang perlu pasokan jagung pakan, sehingga kepentingan kedua pihak dapat dipertemukan. Salah satu langkah konkretnya, memobilisasi jagung petani Kabupaten Bima, NTB, ke Koperasi/Asosiasi Peternak Layer Kabupaten Blitar, Jawa Timur. “Demi mengoptimalkan penyerapan panen petani jagung NTB, Bapanas menjembatani mobilisasi stok ke Jawa Timur. Ini dilakukan business to business (B2B),” tutur Arief dalam publikasi yang dikutip Selasa (27/05/2025).
Mobilisasi tahap pertama telah berhasil tiba dan diterima di Pelabuhan Kalimas, Surabaya, Jawa Timur, pada 24 Mei 2025, dengan menggunakan moda kapal tongkang berkapasitas 225 ton yang berangkat dari Pelabuhan Bima, NTB, pada 18 Mei 2025. Tak menunggu lama, mobilisasi tahap kedua pun digeber dengan memberangkatkan stok jagung 225 ton dari Pelabuhan Bima pada 24 Mei 2025. Bapanas menyambut hangat aksi kolaborasi itu dan berkomitmen akan terus meneruskan untuk membantu kalangan produsen pangan dalam negeri.
“Kami terus dorong kerja sama antardaerah (KAD) untuk memperlancar distribusi jagung dari sentra produksi ke sentra peternak. Penyerapan langsung dari petani saat panen raya seperti ini penting untuk menjaga harga di tingkat petani tetap menguntungkan dan pasokan ke peternak unggas tetap terjamin,” kata Arief.
Gunakan Kapal Tongkang
Aksi kolaborasi Bapanas yang mampu menjembatani petani jagung dan peternak unggas seperti itu sudah dilaksanakan sejak tahun lalu dan akan terus digencarkan. Ini bentuk nyata sinergitas antardaerah yang positif untuk memperkuat rantai pasok pangan nasional, utamanya jagung yang menjadi bahan baku peternak unggas lokal Indonesia.
Adapun mobilisasi stok jagung dengan memanfaatkan kapal tongkang seperti itu dinilai lebih ekonomis dan mampu memuat kapasitas yang lebih besar. Direktur Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Bapanas Maino Dwi Hartono menjelaskan, Bapanas ingin memperluas mobilisasi stok jagung seperti itu hingga Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Lampung. “Alhamdulillah, mobilisasi jagung tahap pertama dari NTB berjalan lancar. Program baik seperti ini tentu ingin kita kembangkan tidak hanya ke Jawa Timur, tapi agar juga dapat menyasar ke peternak unggas di Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Lampung,” jelas dia.
Apalagi, secara biaya, mobilisasi menggunakan kapal tongkang lebih ekonomis dibandingkan kendaraan darat. “Kita hitung biayanya dengan kapal tongkang sekitar Rp 650 per kilogram (kg), sementara kendaraan darat Rp 800-900 per kg. Kapasitas kapal tongkang pun lebih besar. Ini win-win solution bagi peternak unggas kita juga,” kata Maino.
Ke depan, Bapanas terus melakukan pemantauan dan koordinasi untuk memastikan distribusi jagung berjalan lancar dan tidak terjadi kelangkaan maupun lonjakan harga di pasar, terutama NTB. Terlebih, akselerasi produksi jagung dalam negeri turut menjadi perhatian utama Presiden Prabowo Subianto. Presiden meyakini peningkatan signifikan produksi pangan pokok strategis Indonesia saat ini telah melebihi tahun-tahun sebelumnya.
“Salah satu prestasi kita yang dirasakan yang riil dan tidak bisa dibuat-buat adalah bahwa produksi beras dan jagung kita. Saya dapat laporan sekarang, sangat berhasil. Bahkan dibandingkan dengan tahun-tahun terdahulu,” ujar Presiden Prabowo pada Sidang Kabinet Paripurna di Jakarta pada 5 Mei 2025. Menilik data Proyeksi Neraca Jagung Januari-Desember 2025, produksi jagung pipilan kering kadar air 14% di 2025 ditargetkan dapat mencapai 16 juta ton atau naik 6,2% dibandingkan 2024 yang sekitar 15,1 juta ton.