JAKARTA, AW-Publik merasa puas dengan kinerja Kementan atau Kementerian Pertanian berkat tingginya produksi beras Indonesia. Hasil survei terbaru Litbang Kompas menyebutkan bahwa 71,5% masyarakat luas puas dengan kinerja Kementan. Produksi beras tinggi bukan hanya memperkuat ketahanan pangan tapi juga mendekatkan ke swasembada.
Hasil survei Litbang Kompas menunjukkan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Kementan tembus 71,5%, tergolong tinggi sekaligus menunjukkan berbagai program Kementan di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mendapat apresiasi luas masyarakat. Peneliti Litbang Kompas Agustina Purwanti mengungkapkan, publik menilai Kementan berhasil menunjukkan keseriusan dalam memperkuat ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan hasil survei kepuasan terhadap kinerja Kementan, sebanyak 71,5% responden puas. “Kepuasan responden terhadap kinerja Kementan di angka 71,5%, ambang yang cukup lumayan. Ini karena banyak hal yang sudah dilakukan Kementan berkaitan dengan pangan yang memang diturunkan oleh program pemerintah,” kata Agustina.
Agustina menambahkan, apresiasi publik terutama disebabkan oleh keberhasilan Kementan dalam meningkatkan produksi padi/beras, menjaga nilai tukar petani (NTP) di level 124,36 serta menjalankan berbagai program bantuan, dan Petani Milenial. “Publik menilai program-program itu nyata dan berdampak langsung. Bahkan, tingkat keyakinan terhadap keberhasilan Kementan dalam meningkatkan kesejahteraan petani mencapai 77%,” jelas dia.
Selain itu, Litbang Kompas merilis hasil survei kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah dalam program ketahanan pangan nasional. Berdasarkan survei sebanyak 61,5% responden puas. “Kami Litbang melakukan survei terkait dengan pangan. Angka kepuasannya lumayan di angka sekitar 61,5%. Itu cukup bisa diapresiasi karena publik pun melihat ada keseriusan dari pemerintah untuk menangani program pangan. Memang tidak bisa dipungkiri masih ada yang tidak puas, ini menjadi hal yang perlu ditingkatkan ke depan,” jelas dia.
Sementara itu, Guru Besar Fakultas Teknologi Pertanian UGM Lilik Sutiarso menilai, hasil survei itu selaras dengan capaian Kementan yang kian dekat dengan target swasembada pangan. “Kalau kita lihat, target swasembada pangan yang semula ditetapkan empat tahun, kini direvisi jadi satu tahun oleh pemerintah, dan tren produktivitas menunjukkan arah positif. Dukungan regulasi, infrastruktur, hingga sinergi antarlembaga semuanya berjalan di koridor yang sama,” jelas Lilik.
Menurut dia, stok beras nasional yang pernah menyentuh 4,2 juta ton menjadi bukti nyata keberhasilan pemerintah menjaga ketersediaan pangan. “Kita bisa melihat kerja Kementan tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan hasil kolaborasi lintas sektor dan daerah. Program cetak sawah, perbaikan distribusi, dan penyaluran beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) memperkuat sistem pangan nasional kita,” tutur dia di publikasi yang dikutip Jumat (10/10/2025).
Lilik menekankan dua tantangan utama yang harus dijaga Kementan ke depan, yakni mempertahankan status swasembada meski menghadapi potensi anomali iklim serta menyiapkan sistem pangan nasional menuju kedaulatan pangan 2045. “Presiden telah menegaskan bahwa kedaulatan pangan itu bagian dari kedaulatan negara. Karena itu, kerja kolaboratif yang kini dilakukan harus dijaga dan diperkuat,” ujar dia.