JAKARTA, AW-Produksi beras nasional sepanjang Januari-Juli 2025 diperkirakan 21,76 juta ton, atau meningkat 14,93% dibandingkan periode sama 2024 yang hanya 18,93 juta ton. Kenaikan produksi beras nasional yang signifikan tersebut berkat kerja keras para petani di Tanah Air yang membuatkan hasil manis.

Berdasarkan Kerangka Sampel Area Badan Pusat Statistik (KSA BPS) amatan April 2025, produksi beras nasional diramal melonjak signifikan sepanjang Januari-Juli 2025 yakni 21,76 juta ton atau meningkat 2,83 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Kenaikan itu sejalan dengan peningkatan produksi gabah kering giling (GKG) yang juga meroket menjadi 37,77 juta ton atau bertambah 4,91 juta ton atau 14,93% dibandingkan Januari–Juli 2024 yang cuma 32,86 juta ton.

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menjelaskan, lonjakan produksi beras Indonesia itu dipicu panen raya serentak yang berlangsung sejak awal tahun di hampir seluruh sentra produksi padi nasional. “Panen raya terjadi secara merata di berbagai kabupaten/kota di Pulau Jawa, terutama di Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sementara di luar Jawa, panen juga berlangsung di sejumlah daerah di Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi,” ujar Pudji dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik di Jakarta, Senin (02/06/2025).

Dalam publikasi yang dikutip pada hari yang sama disebutkan, beberapa daerah dengan kontribusi panen tertinggi antara lain Subang, Indramayu, Cirebon, Cianjur, dan Bekasi. Selain peningkatan produksi, BPS juga mencatat Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2025 sebesar 121,15, atau naik 0,07 persen dibandingkan April 2025. NTP merupakan indikator kesejahteraan petani yang mencerminkan daya beli mereka terhadap barang dan jasa.

Menurut Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, peningkatan produksi beras nasional itu tidak lepas dari upaya pemerintah yang bekerja keras bersama para petani. Peningkatan produksi itu merupakan hasil nyata kebijakan afirmatif di sektor hulu pertanian, termasuk penambahan pupuk subsidi, bantuan alat mesin pertanian (alsintan), serta program pompanisasi masif yang digencarkan sejak awal tahun.

“Lonjakan produksi ini tidak terjadi begitu saja. Ini adalah hasil kerja konkret di lapangan sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, untuk menjamin ketersediaan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani,” tegas Amran.

Mentan Amran menambahkan, tingginya produksi padi turut memperkuat stok beras nasional yang kini mencapai lebih dari 4 juta ton, tertinggi dalam sejarah Indonesia. “Kita sudah bisa lihat tanda-tanda swasembada pangan yang berdaulat. Produksi naik, stok kuat, dan petani untung. Ini sinyal positif untuk ketahanan pangan Indonesia ke depan,” tutup Mentan Amran.