JAKARTA, AW-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di 2024 berhasil meningkatkan surplus neraca perdagangan komoditas perikanan hingga naik 9,1% dibandingkan 2023. Kondisi tersebut tak lepas dari peningkatan nilai ekspor selama 2024 yang mencapai US$ 5,95 miliar atau naik 5,7% dibandingkan tahun sebelumnya, serta penurunan nilai impor 19,8% dari 2023. Peningkatan nilai ekspor tersebut menunjukkan produk perikanan Indonesia begitu diminati di pasar ekspor.

Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan KKP Tornanda Syaifullah mengatakan, capaian kinerja tersebut salah satunya berkat promosi yang dilakukan KKP, seperti berpartisipasi pada Seafood Expo North America (SENA) pada Maret 2024 di Boston, kemudian Seafood Expo Global (SEG) di April 2024 di Barcelona, serta Nusatic pada Juni 2024 di Tangerang.

Di sisi lain, promosi dilakukan KKP dalam Indo Fisheries 2024 Expo & Forum pada Juli 2024 di Jakarta, serta Trade Expo Indonesia (TEI) pada Oktober 2024 di Tangerang. “Peningkatan nilai ekspor tersebut menunjukkan bahwa produk perikanan kita begitu diminati di pasar ekspor. Melihat bagaimana peningkatan ekspor tersebut, kami optimistis produk perikanan Indonesia akan terus diminati oleh pasar internasional,” ujar Tornanda dalam publikasi yang dikutip Jumat (21/03/2025).

Komoditas utama ekspor Indonesia di 2024 meliputi udang senilai US$ 1,68 miliar atau 28,2% terhadap total ekspor perikanan Indonesia. Kemudian, tuna-cakalang US$ 1,03 miliar (17,4%), cumi-sotong-gurita US$ 874,12 juta (14,7%), rajungan-kepiting US$ 513,35 juta (8,6%), rumput laut US$ 342,16 juta (5,7%), layur-gulama US$ 100,96 juta (1,7%), tilapia US$ 93,51 juta (1,6%), lobster US$ 91,79 juta (1,5%), dan mutiara US$ 91,35 juta (1,5%).

Dari sejumlah komoditas ekspor 2024 tersebut, beberapa mengalami peningkatan nilai ekspor cukup siginifikan dibanding 2023, seperti tuna-cakalang meningkat 11,6%, cumi-sotong-gurita naik 14,6%, rajungan-kepiting naik 14,7%, layur-gulama naik 91,1%, dan tilapia meningkat 14,4%. “Tentu ini kabar gembira di bulan penuh berkah, setelah kita cek angka final 2024, surplus neraca perdagangan perikanan naik 9,1%,” ujar Tornanda Syaifullah.

Adapun negara tujuan ekspor perikanan selama 2024 yakni Amerika Serikat (AS) senilai US$ 1,90 miliar atau setara 32% dari total nilai ekspor perikanan Indonesia. Lalu, diikuti China US$ 1,24 miliar (20,9%), Asean US$ 856,87 juta (14,4%), Jepang US$ 598,75 juta (10,1%), dan Uni Eropa US$ 414,36 juta (7,0%). Tornanda memaparkan, dari sekian negara tujuan ekspor, pengiriman produk perikanan dari Indonesia ke negara-negara Asean meningkat 28,3% selama 2024. Begitu juga pasar China dan Uni Eropa mengalami peningkatan masing-masing 9,2% dan 23,6% dibanding 2023.

Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono mengatakan, produk perikanan Indonesia telah diperhitungkan dalam memenuhi kebutuhan protein berbasis hasil perikanan di dalam dan di luar negeri. Menteri Trenggono meyakini jumlah negara yang menyerap produk perikanan RI akan kian bertambah.