JAKARTA, AW-Presiden Prabowo Subianto meminta tiap daerah di Indonesia bisa mandiri pangan. Sebab, kemandirian atau mandiri pangan yang diusung pemerintahan saat ini tidak hanya ditargetkan secara nasional, tetapi juga harus dicapai di tingkat daerah agar masing-masing wilayah mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Presiden Prabowo memastikan Indonesia siap swasembada pangan seiring produksi khususnya beras dan jagung yang terus naik. Presiden menuturkan, swasembada pangan nasional bukan sekedar mimpi jika masing-masing daerah mampu mengembangkan potensi lokalnya secara maksimal. “Saya tidak akan tenang sebelum Indonesia swasembada pangan. Setiap provinsi harus swasembada pangan. Setiap pulau harus bisa berdiri sendiri. Ini kunci kemerdekaan kita,” tegas Presiden Prabowo dalam publikasi yang dikutip Minggu (08/06/2025).
Kepala Negara menegaskan kembali komitmennya untuk mewujudkan swasembada pangan nasional. Dalam Panen Raya Jagung Serentak Kuartal II-2025 yang digelar di Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat, pada 5 Juni 2025, Presiden menekankan bahwa kemandirian pangan tidak hanya ditargetkan secara nasional, tetapi juga harus dicapai di tingkat daerah agar masing-masing wilayah mampu memenuhi kebutuhan pangannya sendiri.
Presiden juga memberikan apresiasi atas capaian sektor pertanian yang dinilainya berada di jalur yang benar. “Kita sedang menuju pada kedaulatan pangan Indonesia. Sebentar lagi kita bisa dengan gagah menatap muka dunia”, ujar Presiden Prabowo dengan bangga.
Presiden meyakini Indonesia tidak hanya akan mandiri pangan, tetapi juga tampil sebagai pemain global dalam menjawab krisis pangan dunia. “Cita-cita kita tidak sekadar swasembada pangan. Saya sangat yakin kita akan menjadi lumbung pangan dunia. Kita bisa menjadi solusi bagi banyak negara yang sedang dilanda kelaparan dan kekeringan,” ujar Presiden.
Sejalan dengan cita-cita tersebut, kinerja produksi pangan menunjukkan tren yang menggembirakan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi beras nasional pada Januari-Juli 2025 mencapai 21,76 juta ton. Produksi gabah kering giling (GKG) juga naik 14,93% menjadi 37,77 juta ton. Nilai Tukar Petani (NTP) pada Mei 2025 turut meningkat menjadi 121,15, mencerminkan daya beli dan kesejahteraan petani yang makin membaik.
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan, peningkatan produksi tersebut hasil nyata dari kebijakan afirmatif yang diterapkan di sektor hulu, termasuk penambahan pupuk subsidi, bantuan alat mesin pertanian (alsintan), dan program pompanisasi yang digencarkan sejak awal tahun.
“Lonjakan produksi itu hasil kerja konkret di lapangan sesuai arahan Presiden Prabowo. Produksi naik, stok kuat, dan petani untung. Ini sinyal positif swasembada pangan bukan lagi sekadar wacana, tapi sudah di depan mata,” ujar Mentan. Tingginya produksi padi turut memperkuat stok beras nasional yang kini lebih dari 4 juta ton, tertinggi dalam sejarah Indonesia.