JAKARTA, AW-Perusahaan integrator dan pabrik pakan, di antaranya PT Malindo Feedmill, PT Charoen Pokphand Indonesia, PT Japfa Comfeed Indonesia, terpantau mulai menyerap ayam ukuran besar. Penyerapan oleh perusahaan integrator dan pabrik pakan itu dilakukan sebagai upaya menstabilkan harga ayam hidup (livebird/LB) di tingkat peternak.

Pada 24 April 2025, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PKH Kementan) memantau langsung serapan ayam hidup ukuran besar dari peternak mandiri oleh sejumlah perusahaan integrator dan produsen pakan di dua lokasi di Kabupaten Bogor. PT Malindo Feedmill, produsen pakan ternak, membeli 1.200 ekor ayam dari Kandang Jati, peternak mandiri di Kecamatan Tajurhalang, dengan bobot rata-rata 2,7–2,8 kilogram (kg) per ekor dengan harga yang disepakati Rp 17 ribu per kg.

Pemilik Kandang Jati Agus menyampaikan apresiasinya atas dukungan pemerintah yang bergerak cepat menstabilkan harga ayam tingkat peternak. “Terima kasih dan apresiasi kepada Ditjen PKH Kementan atas respons cepat dalam mengatasi situasi. Terima kasih telah menyerap ayam-ayam jumbo kami dengan harga yang sangat layak,” ujar Agus.

Dalam publikasi yang dikutip Sabtu (26/04/2025) disebutkan, PT Charoen Pokphand Indonesia, sebagai perusahaan integrator, juga membeli 1.700 ekor ayam hidup dari peternak mandiri lainnya dengan bobot rata-rata 1,9 kg per ekor dengan harga yang sama yakni Rp 17 ribu per kg.

Perusahaan integrator lain yaitu PT Japfa Comfeed Indonesia juga telah bergerak cepat menunjukkan komitmennya untuk menyerap ayam hidup dari peternak mandiri. PT Japfa Comfeed Indonesia telah membeli 5.000 ekor ayam hidup dengan rataan bobot badan 2,2-2,6 kg per ekor di dua lokasi, yaitu Cigudeg dan Serang.

Dirjen PKH Kementan Agung Suganda, langkah penyerapan ayam besar oleh perusahaan integrator dan pabrik pakan merupakan bagian dari upaya stabilisasi harga di tingkat peternak sekaligus bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. “Ini untuk menstabilkan harga ayam di tingkat peternak,” jelas Agung Suganda saat berkunjung dan turut menyaksikan langsung transaksi pembelian ayam hidup oleh PT Malindo Feedmill dan PT Charoen Pokphand Indonesia dari peternak mandiri di lokasi pemantauan.

Dirjen Agung menambahkan, pemerintah akan terus mendorong sinergi antara perusahaan besar dan peternak rakyat agar harga ayam hidup tetap stabil dan peternak tidak merugi. “Kita ingin menciptakan rantai pasok yang sehat dan berkeadilan. Kami ingin memastikan tidak ada ayam besar yang tidak terserap pasar, terutama saat pasokan sedang tinggi,” jelas Agung Suganda.