JAKARTA, AW-Kementerian Pertanian (Kementan) memperkuat hulu-hilir perkebunan kelapa guna meningkatkan daya saing di pasar global. Penguatan hulu-hilir perkebunan kelapa setidaknya difokuskan pada dua lokus, yakni pengembangan benih unggul dan upaya menggenjot ekspor gula kristal.

Plt Dirjen Perkebunan Kementan Abdul Roni Angkat mengatakan, Kementan memperkuat sektor perkebunan kelapa dari hulu hingga hilir, mulai dari benih unggul hingga ekspor gula kelapa kristal. Upaya itu menjadi strategi penting untuk meningkatkan nilai tambah dan memperkuat daya saing global. Karena itu, keberadaan Nursery Batang menjadi salah satu kunci untuk memastikan ketersediaan benih kelapa bermutu. Nursery Batang tidak hanya menghasilkan benih unggul, tetapi juga menjaga kemurnian varietas dan pelestarian sumber daya genetik.

Nursery Batang memiliki tiga kebun induk seluas 6 hektare (ha) dengan varietas Pandang Wangi, Genjah Entog Kebumen, dan Kelapa Dalam Bido. Penanaman sudah dimulai Desember 2023 dan Kementan optimistis mampu memenuhi kebutuhan benih berkualitas secara berkelanjutan.

Nursery di Desa Beji, Kecamatan Tulis, Batang itu dibangun tahun 2021 dan mulai produksi 2022. “Hingga kini sudah dihasilkan 120 ribu batang benih kelapa, 71.122 batang di antaranya bersertifikat dan 58.903 batang telah disalurkan ke petani,” ujar Roni saat meninjau Nursery Batang, Pabrik Gula Sragi di Pekalongan, serta unit usaha eksportir gula kelapa kristal organik di Banyumas pada 8 September 2025.

Di hilir, Kementan mendorong pemberdayaan petani gula kelapa kristal di Desa Pageraji, Banyumas. Desa ini mengalami transformasi besar dalam lima tahun terakhir melalui inisiatif pemuda membentuk Java Agro Mandiri (JAVARI) pada 2018 sebagai unit pemasaran dan Koperasi Abhinaya Karya Mandiri (BHINARI) pada 2023 sebagai kelembagaan petani.

Kini, 490 kepala keluarga petani sudah bergabung menjadi anggota koperasi. Dengan pendampingan dan penerapan standar organik internasional, produk gula kelapa kristal Pageraji berhasil diekspor ke lebih dari tujuh negara, yaitu Australia, Afrika Selatan, Spanyol, Yunani, Hungaria, Ceko, dan Malaysia, dengan rata-rata 80 ton per bulan.

Kementan mendukung upaya Koperasi BHINARI dalam meningkatkan standar produksi dan pemberdayaan petani seperti yang dilakukan komunitas Pageraji. Langkah ini penting untuk memperkuat posisi petani gula kelapa dalam rantai pasok global, mengurangi kemiskinan ekstrem, dan mendorong kesejahteraan masyarakat desa. “Produk Pageraji kini bahkan telah memenuhi standar Uni Eropa dan Amerika Serikat,” tambah Roni dalam publikasi yang dikutip Rabu (10/09/2025).

Terkait tinjauan ke Pabrik Gula Sragi, Roni mengatakan, hal itu juga menjadi bagian dari penguatan hulu-hilir perkebunan tebu. Revitalisasi pabrik gula penting dilakukan juga untuk meningkatkan daya saing. Kementan juga meninjau Pabrik Gula Sragi, Pekalongan, yang berperan penting menyerap tebu petani, menjaga pasokan gula, dan mendukung peningkatan produktivitas.

“Revitalisasi pabrik gula dan pendampingan petani tebu menjadi prioritas Kementan. Dengan sinergi ini, kami berharap dapat meningkatkan rendemen tebu, memperkuat posisi petani, serta mempercepat pencapaian target swasembada gula konsumsi,” jelas Roni.

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan apresiasi tinggi atas sinergi kuat antara pemerintah, petani, pabrik gula, dan pelaku usaha yang berhasil mendorong transformasi ekonomi desa sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani. “Ini perintah langsung dari Bapak Presiden. Kita harus segera swasembada gula konsumsi. Maksimal 2030, kita benar-benar harus mandiri,” tegas Mentan.

Karena itu, keberhasilan di Pageraji, Banyumas, diharapkan menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain. Model sinergi antara pemerintah, koperasi, dan komunitas lokal diyakini mampu melahirkan produk perkebunan bernilai tambah, berdaya saing tinggi, sekaligus memperluas pasar ekspor.