JAKARTA, AW-Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong setiap perguruan tinggi di Indonesia memiliki satu klaster hilirisasi pertanian. Hilirisasi pertanian yang menyasar komoditas perkebunan menjadi arah pembangunan sektor pertanian Indonesia ke depan.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong hilirisasi pertanian lewat kolaborasi kampus. Mentan menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam mendorong hilirisasi produk pertanian. Kolaborasi pemerintah dengan kampus pertanian, khususnya Institut Pertanian Bogor (IPB), telah membuktikan kontribusi nyata dalam mendukung ketahanan pangan nasional.
“Kami berterima kasih kepada Wakil Rektor, Dekan, dan seluruh sivitas akademika IPB. Kolaborasi ini luar biasa. IPB adalah kampus pertanian tertua dan memiliki kontribusi monumental, salah satunya merilis varietas padi IPB-3S sepuluh tahun lalu. Itu pencapaian besar yang memberi manfaat langsung bagi petani,” ujar Mentan.
Dalam publikasi yang dikutip Sabtu (06/09/2025), Mentan menjelaskan, arah pembangunan pertanian kini mulai bergeser ke sektor perkebunan, seperti kopi, kakao, dan kelapa dalam. Untuk itu, ia mendorong perguruan tinggi agar membangun kluster hilirisasi sesuai potensi daerah masing-masing. “Ke depan, kami ingin setiap perguruan tinggi memiliki satu klaster. Misalnya, di Jawa Barat bisa ada dua kluster, IPB bersama UNPAD. Putra-putri terbaik kampus kita libatkan. Kami sudah menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan Menteri Ristekdikti, tinggal menindaklanjuti dengan program nyata,” jelas Mentan.
Mentan menambahkan, dukungan pemerintah sangat besar untuk program ini. Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan anggaran Rp 9,9 triliun, dengan target distribusi bibit perkebunan kepada petani di lahan seluas 800 ribu hektare (ha). “Semua bibit akan diberikan langsung kepada petani Indonesia agar manfaatnya benar-benar dirasakan,” tegas dia.
Senada dengan itu, Dekan Fakultas Pertanian IPB Suryo Wiyono menekankan pentingnya hilirisasi dalam pengembangan produk pertanian. Menurutnya, jika pertanian hanya berhenti di hulu, nilai tambah bagi petani akan sangat terbatas. “Hilirisasi itu penting. Kalau hanya dipotong di hulunya saja, pertanian tidak akan berkembang dan manfaatnya untuk petani berkurang. Karena itu perlu integrasi hulu-hilir, termasuk pengembangan kawasan sebagai basis produksi dan distribusi,” kata Suryo.