JAKARTA, AW-Penyuluh pertanian dan petani milenial harus berjalan bersama sebagai motor penggerak swasembada pangan. Penyuluh pertanian dan petani milenial berperan dalam menjaga dan meningkatkan produktivitas pangan dalam rangka mencapai swasembada sebagai program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Dari Jambore Penyuluh Pertanian Nasional dan Petani Milenial 2025 di Gresik, Jawa Timur, pada 25 September 2025, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyerukan revolusi pertanian lewat peran penyuluh dan petani milenial. Wamentan mengajak seluruh penyuluh pertanian dan petani milenial terus menjadi garda terdepan dalam menjaga produktivitas pangan. “Dengan adanya jambore ini, kita ingin menegaskan bahwa penyuluh pertanian itu pahlawan pangan dan petani milenial adalah energi baru bangsa. Keduanya harus jalan bersama agar Indonesia mandiri, modern, dan berdaulat pangan,” kata Wamentan dalam publikasi yang dikutip Jumat (26/09/2025).
Wamentan menyatakan, para penyuluh pertanian misalnya, berperan penting dalam mewujudkan swasembada pangan nasional yang merupakan program prioritas Presiden Prabowo. “Tidak ada artinya pejabat di pusat kalau penyuluh pertanian tidak prima. Semua produktivitas, semua capaian pertanian sampai hari ini adalah buah dari kerja keras penyuluh di lapangan,” katanya di hadapan ratusan penyuluh pertanian dan petani milenial dari berbagai daerah di Indonesia dalam jambore tersebut.
Penyuluh pertanian adalah garda depan yang setiap hari mendampingi petani, membina, hingga mendengarkan keluh kesah mereka. “Kadang-kadang penyuluh menerima beban keluhan yang tidak selalu bisa mereka selesaikan. Tapi di situlah letak pengabdian mereka. Dan pemerintah hadir untuk memberi dukungan penuh,” ujar dia.
Penyuluh pertanian kini menjadi bagian langsung dari pemerintah pusat, dengan tugas dan target yang jelas. Setiap penyuluh memiliki indikator kinerja (KPI) yang terukur, mulai dari peningkatan produktivitas, indeks pertanaman, hingga proyeksi panen. “Penyuluh adalah motor penggerak produktivitas. Mereka harus punya ukuran kinerja yang jelas, dan itu sudah kita tetapkan. Tugas mereka sama seperti sebelumnya, hanya saja sekarang jalurnya langsung di bawah kendali Kementerian Pertanian,” kata Wamentan.
Selain perwakilan Jawa Timur sebagai tuan rumah, jambore itu juga dihadiri penyuluh dan petani milenial dari berbagai provinsi. Momentum ini menjadi ajang penyamaan persepsi nasional bahwa penyuluh bukan sekadar pendamping, melainkan penentu arah pertanian Indonesia. Acara berlangsung meriah dengan berbagai sesi berbagi pengalaman, pameran inovasi teknologi pertanian, hingga pemberian materi. Gresik menjadi panggung lahirnya semangat baru pertanian Indonesia yang dibangun dari desa untuk kejayaan bangsa.
Di kesempatan yang sama, Kepala Badan Sumber Daya Manusia (SDM) Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) Idha Widi Arsanti mengatakan, jambore itu menjadi momentum penting untuk memperkuat peran penyuluh dan petani milenial dalam pembangunan pertanian. “Penyuluh adalah guru sekaligus sahabat bagi petani. Sementara petani milenial adalah motor penggerak inovasi. Jika keduanya bersatu, pertanian Indonesia akan melesat lebih cepat menuju swasembada pangan,” ujar Idha.
Kementan terus berkomitmen memperkuat kapasitas SDM pertanian melalui berbagai pelatihan, peningkatan kompetensi, serta penyediaan sarana pendukung agar penyuluh semakin profesional dan petani milenial semakin berdaya saing. “Melalui acara ini kita harapkan penyuluh dan petani semakin semangat dan bersama bergerak di lapangan wujudkan swasembada pangan Indonesia,” tutur dia.