JAKARTA, AW-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengupayakan percepatan pemenuhan target perluasan kawasan laut dilindungi atau kawasan konservasi laut seluas 30% atau 97,5 juta hektare (ha) sampai 2045 melalui sinergi dengan berbagai pihak. Kolaborasi terus digalang untuk mencapai target perluasan kawasan konservasi laut itu, di antaranya dengan Simposium Marine Protected Area (MPA) dan Other Effective Area-based Conservation Measures (OECM) Indonesia 2025.

Dirjen Pengelolaan Kelautan KKP Koswara mengatakan, saat ini, lebih dari 29 juta ha telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi laut formal. Karenanya, KKP mendorong akselerasi perlindungan laut melalui simposium MPA dan OECM.

“Simposium itu menjadi ruang untuk menyampaikan perkembangan, tantangan, serta pembelajaran dari berbagai pendekatan pengelolaan, termasuk inisiatif komunitas yang belum diakui secara formal namun memiliki kontribusi besar dalam pelestarian ekosistem laut,” ujar Koswara dalam publikasi yang dikutip Sabtu (17/05/2025).

Ditjen Pengelolaan Kelautan KKP bekerja sama dengan Konsorsium MPA dan Tindakan Konservasi Berbasis Kawasan yang Efektif Lainnya (OECM) yang terdiri atas WWF Indonesia, Coral Triangle Center (CTC), RARE Indonesia, Konservasi Indonesia, Pesisir Lestari (Pelestari), dan Rekam Nusantara, serta didukung Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN), menggelar Simposium MPA dan OECM Indonesia 2025 di IPB International Convention Center, di Bogor, pada 15–16 Mei 2025.

Dengan mengusung tema Tata Kelola, Sains, Biodiversitas, dan Kesejahteraan Masyarakat, simposium itu menjadi forum nasional pertama yang mempertemukan pemangku kepentingan dari berbagai sektor untuk memperkuat strategi pengelolaan kawasan konservasi laut.

Simposium membahas berbagai topik strategis, antara lain penguatan tata kelola kawasan konservasi, peran MPA dalam melindungi biodiversitas dan mitigasi perubahan iklim, pemanfaatan teknologi dan kolaborasi ilmiah dalam pemantauan kawasan, juga peran OECM dalam mendukung konservasi laut di luar kawasan formal.

Kontribusi Nyata bagi Konservasi

Sementara itu, Ketua Konsorsium sekaligus Direktur Program Kelautan dan Perikanan WWF-Indonesia Imam Musthofa Zainudin mengatakan, simposium itu juga menjadi ajang penghargaan bagi pengelola kawasan konservasi dan OECM yang telah berkontribusi nyata dalam menjaga keberlanjutan sumber daya laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir.

“WWF-Indonesia mendukung penetapan dan pengelolaan sekitar 5,3 juta hektare atau 18,3% dari total kawasan konservasi formal nasional, serta aktif menginisiasi pembentukan OECM di beberapa wilayah perairan,” ungkap Imam.

Inisiatif seperti MPA for Species, MPA for Fisheries, dan MPA for Climate Resilience turut diperkenalkan. Sejumlah pembicara kunci hadir dari kalangan pemerintah, akademisi, dan organisasi internasional, termasuk BRIN, UPTD Kawasan Konservasi Alor, WWF-US, IUCN, CTI-CFF Regional Secretariat, dan BPDLH. Mereka membahas arah kebijakan nasional, integrasi ruang laut, pembiayaan kawasan konservasi, serta kerja sama regional dan kontribusi global.

Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono, dalam berbagai forum global, menekankan, perluasan kawasan konservasi laut merupakan strategi utama dalam menjaga kelestarian biota laut dan memulihkan ekosistem perairan dalam rangka menjaga laut sehat dan produktif untuk ketahanan pangan biru, kualitas kehidupan, dan mengatasi dampak perubahan iklim. Saat ini, luas kawasan konservasi perairan Indonesia telah mencapai 29,9 juta ha atau mendekati target nasional sebesar 32,5 juta ha di 2030.