JAKARTA, AW-Durian asal Indonesia siap diekspor ke China. Hal itu setelah Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) beserta Otoritas Kompeten Keamanan Pangan Daerah (OKKPD) memastikan bahwa rumah kemas di Jawa Barat dan Sulawesi Tengah yang akan mengekspor durian segar telah teregistrasi dan memenuhi aspek keamanan pangan.

Bapanas turut mendorong ekspor durian nasional ke China dengan mengawal pemenuhan standar keamanan dan mutu pangan. Bapanas berkomitmen untuk mendukung percepatan ekspor durian Indonesia ke pasar ekspor China. Sementara itu, pemenuhan keamanan pangan merupakan salah satu kunci keberhasilan agar durian Indonesia memiliki kualitas yang layak ekspor.

Dalam rangkaian persiapan ekspor durian Indonesia ke China tersebut, the General Administration of Customs China (GACC) telah melakukan kunjungan audit ke kebun dan rumah kemas durian segar di Jawa Barat dan Sulawesi Tengah pada 11-13 Maret 2025. Kunjungan itu untuk verifikasi lapang dan melengkapi data analisis risiko ekspor durian segar ke China. Untuk mendukung kegiatan tersebut, Bapanas bersama Dinas Urusan Pangan Provinsi Jawa Barat dan Sulawesi Tengah melakukan pendampingan pemenuhan persyaratan keamanan dan mutu pangan.

Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto, saat sesi opening meeting audit GACC di Jakarta pada 10 Maret 2025, mengatakan, Bapanas beserta OKKPD memastikan bahwa rumah kemas yang akan mengekspor durian segar telah teregistrasi dan memenuhi aspek keamanan pangan. Artinya, rumah kemas itu telah memenuhi tiga kriteria, yaitu menggunakan bahan baku dari petani pemasok yang telah bersertifikat Good Agriculture Practices (GAP), memiliki sarana prasarana penanganan durian yang memenuhi persyaratan sanitasi hygiene, dan memiliki label kemasan sesuai ketentuan regulasi atau persyaratan negara tujuan ekspor.

Dalam penerbitan rumah kemas tersebut juga divalidasi dengan pengujian keamanan pangan yang menjadi perhatian Pemerintah China di laboratorium yang terakreditasi. “Berdasarkan hasil pengujian keamanan pangan di tiga rumah kemas di Jawa Barat dan Sulawesi Tengah, buah durian yang diproduksi rumah kemas sudah tervalidasi aman dikonsumsi,” ungkap Andriko dalam publikasi yang dikutip Sabtu (29/03/2025). Andriko mengatakan, pihaknya telah melakukan pengujian cemaran logam berat, residu pestisida dan mikrobiologi yang menjadi concern Pemerintah China.

Bahkan, untuk lebih meyakinkan penjaminan keamanan pangan, pihaknya juga mengajak auditor GACC ke laboratorium pengujian keamanan pangan di Balai Besar Uji Standar Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Kota Jakarta Timur) dan Laboratorium Saraswanti Indo Genetech (Kota Bogor). “Kesiapan lab akreditasi yang kompeten sangat penting untuk mendukung jaminan keamanan pangan. Kami berharap ekspor langsung durian ke China dapat segera realisasi, sehingga dapat menggerakkan perekonomian di daerah secara khusus dan Indonesia secara nasional,” tutur Andriko.

Sedangkan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menekankan, sinergi pemerintah dan pelaku usaha dalam pemenuhan keamanan pangan menjadi faktor penting. Durian produksi dalam negeri memiliki potensi yang sangat besar untuk menjangkau pasar internasional dan pemenuhan menjamin keamanan dan mutu pangan dari hulu ke hilir menjadi kuncinya.

Karena itu, Bapanas berkolaborasi dengan semua stakeholder terkait, Kemenko Pangan, Badan Karantina Indonesia, Kementerian Pertanian, dan pemerintah daerah untuk mendorong pemenuhan persyaratan standar keamanan dan mutu durian segar negara tujuan ekspor.

Upaya itu sejalan dengan salah satu misi pemerintah Asta Cita yaitu hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri. “Ini menjadi salah satu konsen Presiden Prabowo Subianto bahwa hilirisasi di sektor pangan ini terus dibangun dan tentunya akan berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani dan pelaku usaha itu sendiri,” jelas Arief.