JAKARTA, AW-Pengembangan cokelat berbasis sawit terus dilakukan guna meningkatkan nilai tambah dan membuka pasar baru bagi masyarakat dan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di daerah, terutama di Sulawesi Selatan (Sulsel). Cokelat berbasis sawit merupakan salah satu inovasi dari program hilirisasi komoditas pertanian perkebunan yang terus digaungkan pemerintah.
Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian (BSKJI Kemenperin) Andi Rizaldi menjelaskan, minyak sawit merupakan salah satu komoditas unggulan Indonesia yang berkontribusi signifikan terhadap capaian nilai ekspor dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Melihat potensi tersebut, Kemenperin terus mendorong hilirisasi sawit melalui langkah strategis dengan pengembangan produk olahan bernilai tambah tinggi, seperti pangan olahan, kosmetik, bioenergi, dan produk turunan lainnya. “Dalam rangka memacu hilirisasi maka Balai Kemenperin mengembangkan inovasi produk cokelat berbasis sawit,” ungkap Andi dalam publikasi yang dikutip Sabtu (03/05/2025).
Upaya hilirisasi oleh Kemenperin mendapat dukungan dari berbagai daerah penghasil sawit, termasuk Sulsel yang berpotensi besar dalam pengembangan industri tersebut. Luas lahan perkebunan sawit di Sulsel, menurut data BPS, Statistik Perkebunan 2024, mencapai 44.014 hektare (ha). Kebun seluas itu terdiri atas perkebunan negara 17.527 ha, perkebunan swasta 841 Ha, dan perkebunan rakyat 25.646 ha.
Sedangkan produksi sawit Sulsel 112.377 ton di 2024, yakni 19.568 ton dari perkebunan negara, lalu 3.931 ton perkebunan swasta, dan 88.878 ton perkebunan rakyat. “Potensi besar yang dimiliki daerah seperti Sulsel menjadi bagian penting dalam transformasi industri sawit yang inklusif dan berkelanjutan. Dengan luas lahan dan produksi sawit yang signifikan, Sulsel berpeluang menjadi pusat pertumbuhan industri hilir sawit di Kawasan Timur Indonesia (KTI),” ungkap Andi.
Salah satu wujud nyata komitmen Kemenperin tersebut adalah unit pelaksana teknis (UPT) di bawah BSKJI Kemenperin yaitu Balai Besar Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri Hasil Perkebunan, Mineral Logam, dan Maritim (BBSPJIHPMM) Makassar telah menggelar workshop peningkatan kapasitas UMKM. Kegiatan itu bagian dari dukungan terhadap upaya hilirisasi industri sawit di KTI.
Workshop itu wujud nyata komitmen Kemenperin, khususnya BBSPJIHPMM Makassar untuk mendorong penguatan kapasitas masyarakat dan UMKM dalam sektor hilirisasi industri berbasis minyak sawit. “Melalui inovasi pembuatan cokelat berbasis sawit diharapkan dapat menciptakan nilai tambah dan membuka peluang pasar baru bagi masyarakat dan UMKM di daerah,” ungkap Andi.
Workshop dilaksanakan BBSPJIHPMM Makassar berkolaborasi dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPPKS) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Perjuangan selama tiga hari, 22-24 April 2025, diikuti 30 peserta pelatihan dari masyarakat dan pelaku UMKM.
Lewat workshop itu, BBSPJIHPMM Makassar fokus memberikan pelatihan dan pengembangan inovasi industri hilir berbasis sawit dalam pembuatan cokelat. “Workshop ini langkah strategis dalam mendukung hilirisasi industri sawit nasional. Kami berkomitmen untuk terus memberikan dukungan teknologi dan pelatihan kepada masyarakat dan UMKM agar mampu berdaya saing di pasar global,” ujar Kepala BBSPJIHPMM Makassar Shinta Virdhian.
Kualitas Cokelat
Tujuan workshop itu memberikan pengetahuan teknis dan keterampilan praktis dalam pemanfaatan minyak sawit sebagai bahan baku pembuatan cokelat berbasis sawit yang bernilai tambah dan berkualitas tinggi, serta memberikan sertifikat kompetensi bagi peserta sebagai bentuk pengakuan atas keterampilan mereka. “Kegiatan ini mencerminkan bentuk sinergi antara BBSPJIHPMM sebagai pelaksana teknis, BPDPKS sebagai penyedia dukungan dana pengembangan industri sawit, dan Apkasindo Perjuangan yang aktif dalam pemberdayaan petani dan komunitas sawit di seluruh Indonesia,” tutur Shinta.
Sedangkan Senior Analis Divisi UKMK BPDPPKS Anwar Saddat menyampaikan, dengan workshop itu maka BPDPKS berharap masyarakat dan pelaku UMKM bisa memperoleh manfaat langsung dana pengembangan industri sawit melalui pelatihan yang bisa menciptakan produk inovatif dari sawit serta membuka peluang usaha berkelanjutan.
Sementara itu, Sekjen DPP Apkasindo Perjuangan A Sulaiman H Andi Loeloe mengapresiasi dan mengharapkan pelatihan itu mampu membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat dan UMKM. “Kami lihat langsung antusiasme masyarakat dan UMKM dalam mengikuti pelatihan ini. Pembuatan cokelat berbasis sawit adalah solusi kreatif untuk mengetahui manfaat lain dari turunan sawit sehingga dapat mendorong industri hilir dan meningkatkan nilai ekonomi sawit masyarakat,” tandas dia.
Kemenperin meyakini pengembangan produk hilir sawit dapat membuka peluang ekonomi baru, memperluas pasar domestik dan ekspor, serta menciptakan lapangan kerja, khususnya di sektor industri kecil dan menengah (IKM). Karena itu, melalui kegiatan workshop itu, BBSPJIHPMM bersama BPDPPKS dan Apkasindo Perjuangan berharap UMKM dapat semakin inovatif dan mampu bersaing di pasar global melalui pemanfaatan komoditas lokal, seperti pembuatan cokelat berbasis sawit yang diolah berkelanjutan.