JAKARTA, AW-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendukung bisnis gudang pendingin/gudang beku (cold storage) di Tanah Air untuk memperluas distribusi dan stabilitas harga ikan. Sebagai usaha yang begerak di bidang penyimpanan ikan, gudang beku bermanfaat untuk mempertahankan mutu, menjaga harga jual, serta dapat memperluas jangkauan distribusi.

KKP memastikan siap mendampingi para wirausahawan (entrepreneur) yang ingin mengoptimalkan peluang bisnis cold storage di Indonesia. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDS) KKP Budi Sulistiyo mengungkapkan, peluang usaha cold storage sangat menjanjikan, terutama di daerah yang menjadi sentra produksi ikan. “Cold storage juga dapat menjadi buffer stock untuk menjembatani saat musim puncak dan paceklik,” kata Budi dalam publikasi yang dikutip Sabtu (29/03/2025).

Contoh analisis bisnis cold storage portabel 100 ton tanpa Air Blast Freezer (ABF) memerlukan modal investasi Rp 4,5 miliar dengan biaya operasional bulanan Rp 2,6 miliar. Investasi tersebut memiliki internal rate return (IRR) sebesar 60,75% dengan payback period selama 3,3 tahun. Sedangkan apabila dibutuhkan tambahan ABF kapasitas 2 ton, cold storage dengan kapasitas 100 ton tersebut memerlukan investasi Rp 5,5 miliar dengan biaya operasional bulanan Rp 2,7 miliar, IRR 45,54%, serta payback period menjadi 4,5 tahun.

Dengan sumber daya perikanan yang melimpah, KKP berharap bisnis cold storage ini dapat dioptimalkan sebagai peluang usaha untuk lintas generasi. KKP pun menyediakan layanan konsultasi interaktif bisnis cold storage tersebut, baik terkait lokasi yang sesuai, kapasitas cold storage yang dibutuhkan maupun analisis usahanya, melalui call center 0813 8883 2500. “Jadi, silakan dipilih mau mengoptimalkan peluang yang mana, kami siapkan ruang konsultasi untuk yang berminat,” ujar Budi.

Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menekankan, program ekonomi biru menawarkan peluang usaha dan lapangan kerja yang signifikan. Ekonomi biru juga berfokus pada pengelolaan sumber daya laut secara berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir.

KKP juga terus menggenjot produksi perikanan budi daya melalui beberapa komoditas unggulan (champion) yang dapat menguasai pasar global. Selain titik berat produksi, Menteri Trenggono juga fokus ke penjaminan mutu serta diversifikasi negara tujuan ekspor untuk memperluas dan ekspansi pasar perikanan RI. Mutu penting dan harus diperhatikan demi menjamin konsistensi keberterimaan ekspor perikanan Indonesia.

Terkait produksi perikanan, kata Trenggono, KKP juga berkomitmen memastikan seluruh kapal perikanan di Indonesia sesuai norma dan standar berlaku. Dengan begitu, kapal yang berlayar menangkap ikan adalah kapal andal serta memenuhi aspek kelaikan dan ketentuan berlaku.