JAKARTA, AW-Capaian produksi beras pada panen raya padi 2025 ini layak mendapat apresiasi publik yang luas. Produksi beras Januari-Mei 2025 diproyeksikan 16,62 juta ton atau naik 12,4% dibandingkan periode sama 2024 sebesar 14,78 juta ton. Kebijakan strategis Kementerian Pertanian (Kementan) berupa percepatan tanam, distribusi pupuk dan benih unggul, modernisasi pertanian, bantuan petani, revitalisasi irigasi, dan pengendalian impor pangan menjadi pemicu lonjakan produksi beras tersebut.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras nasional periode Januari–Maret 2025 melonjak 62%. Angka itu diperkirakan bertambah signifikan apabila dihitung hingga Januari–Mei 2025 dengan proyeksi 16,62 juta ton atau naik 1,83 juta ton (12,4%) dari periode sama tahun sebelumnya.

Proyeksi produksi beras tersebut menjadi capaian tertinggi dalam tujuh tahun terakhir dan mencerminkan pemulihan signifikan di sektor pertanian. Sementara itu, total produksi gabah kering panen (GKG) pada periode Januari–Mei 2025 mencapai 28,85 juta ton atau meningkat 3,18 juta ton (12,4%) dibandingkan periode yang sama tahun lalu 25,66 juta ton.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan, lonjakan produksi beras pada panen raya padi 2025 merupakan hasil dari serangkaian kebijakan strategis, seperti percepatan tanam, distribusi pupuk dan benih unggul, modernisasi pertanian, bantuan petani, revitalisasi irigasi, serta pengendalian impor pangan.

Baca Juga:

Pembangunan Sektor Pertanian Terbuka untuk Kritik Berbasis Data

Kebijakan penetapan harga pokok penjualan/harga pembelian pemerintah (HPP) gabah sebesar Rp 6.500 per kilogram juga dinilai sebagai insentif penting yang memperkuat daya beli petani dan semangat mereka di tengah tantangan perubahan iklim global. Hasilnya, serapan gabah oleh Perum Bulog naik drastis hingga 2.000%, dari 35 ribu menjadi 800 ribu ton, tertinggi sejak 2015.

“Capaian produksi beras tersebut adalah hasil kerja bersama dan arahan langsung Presiden Prabowo Subianto. Kami ingin pastikan petani mendapatkan dukungan maksimal dan negara hadir saat dibutuhkan,” ujar Mentan Amran.

Keberhasilan Panen Raya Padi 2025 Diapresiasi Publik

Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Spora Communication Rizky Fajar Meirawan menilai, capaian panen raya padi di 2025 ini layak mendapat apresiasi publik yang luas. Sebab, keberhasilan itu mencerminkan kinerja konkret Mentan Amran dalam menjaga ketahanan pangan nasional. Rizky Fajar juga menyoroti langkah cepat Kementan dalam mengimplementasikan program pompanisasi dan pipanisasi untuk mengatasi kekeringan sebagai kunci keberhasilan peningkatan produksi.

“Saya kira memang wajar Mentan Amran mendapat tingkat kepuasan publik tertinggi. Beliau berhasil memenuhi kebutuhan pupuk yang naik 100%, memangkas birokrasi yang berbelit, dan menjaga produktivitas pangan nasional di tengah tantangan El Nino. Jika tren ini (produksi) berlanjut, saya optimistis swasembada pangan bisa tercapai dalam waktu dekat. Kinerja Mentan Amran sangat konkret dan berdampak,” tegas Rizky Fajar Meirawan dalam publikasi yang dikutip Kamis (17/04/2025).

Baca Juga:

Harga Kelapa Naik Dua Kali Lipat, Petani Kelapa Raih Cuan Besar

Keberhasilan Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam meningkatkan produksi pertanian nasional memang mendapatkan sorotan dan apresiasi luas, terutama setelah suksesnya panen raya serentak di 14 provinsi. Capaian tersebut dinilai sebagai bukti nyata kinerja yang terukur, responsif, dan berpihak kepada petani.

Presiden RI Prabowo Subianto, yang turut hadir dalam panen raya padi 2025, menyampaikan apresiasi khusus kepada Mentan Amran atas kerja keras dan dedikasinya. “Menteri Pertanian kerja sangat keras. Tiap kali saya cari beliau, selalu ada di sawah, ada di daerah. Satu hari di Kalimantan Barat, besoknya di Merauke, lalu di Lampung. Dan Alhamdulillah, sekarang kita lihat hasilnya,” ujar Presiden.

Dampak kerja nyata Mentan Amran juga terlihat dari hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), yang menempatkannya sebagai menteri dengan tingkat kepuasan publik tertinggi yakni 89,4%. LSI melakukan survei pada 20–28 Januari 2025 terhadap 1.220 responden di seluruh Indonesia. Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan menyatakan bahwa angka tersebut mencerminkan kuatnya dukungan masyarakat terhadap kebijakan dan program kerja Mentan Amran yang dirasakan langsung oleh publik.