JAKARTA, AW-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia atau SDM kelautan perikanan dengan memperkuat diplomasi maritim, di antaranya dengan menggandeng First Institute of Oceanography (FIO) dari Kementerian Sumber Daya Alam Republik Rakyat Rakyat China (RRC). Melalui upaya tersebut diharapkan tercipta SDM kelautan perikanan Indonesia yang unggul dan berdaya saing global.
Komitmen KKP melalui Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPPSDMKP) dalam rangka memperluas kerja sama bilateral dan regional diwujudkan melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) antara BPPSDMKP dan FIO. Penandatanganan itu dilakukan langsung oleh Kepala BPPSDMKP I Nyoman Radiarta dan Wakil Direktur Jenderal FIO Profesor Zexun Wei serta disaksikan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI.
Kepala BPPSDMKP I Nyoman Radiarta menjelaskan, MoU itu mencakup berbagai program pengembangan kapasitas, mulai dari pelatihan akademik dan vokasional, pemberian beasiswa, hingga pertukaran dosen tamu di bidang oseanografi, konservasi laut, mitigasi perubahan iklim, serta pengembangan teknologi dan manajemen kelautan dan perikanan. “Kerja sama itu bukan sekadar pertukaran pelatihan atau beasiswa, tetapi merupakan langkah nyata Indonesia dalam memperkuat pilar pembangunan maritim melalui SDM yang berdaya saing global,” ujar Radiarta.
Dalam publikasi yang dikutip Kamis (12/06/2025) disebutkan, MoU tersebut memiliki ruang lingkup strategis untuk SDM kelautan perikanan yang unggul. Hal itu, kata Kepala Pusat Pendidikan Kelautan dan Perikanan Alan Frendy Koropitan, mengingat kedua institusi juga akan menjajaki kolaborasi pembangunan pusat pelatihan, stasiun observasi laut dan meteorologi, serta pengembangan platform data bersama untuk pemantauan ekosistem laut seperti terumbu karang dan padang lamun.
Kemitraan itu juga diselaraskan dengan agenda global United Nations Decade of Ocean Science for Sustainable Development 2021–2030. “Melalui kerja sama itu, kami berharap dapat memperluas akses pelatihan dan riset bagi insan kelautan Indonesia, termasuk siswa, teknisi, hingga nelayan. Ini juga sejalan dengan transformasi satuan pendidikan kami menjadi Ocean Institute of Indonesia (OII),” jelas Alan Frendy.
Diplomasi Smart Fisheries
Selain menjalin kemitraan bilateral, KKP juga aktif memperkuat kerja sama regional melalui forum Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC). Pada SEAFDEC Council Meeting ke-57 yang berlangsung pada 20–23 Mei 2025 di Singapura, Kepala BPPSDM KP selaku Ketua Delegasi Indonesia menekankan pentingnya peningkatan kapasitas pelaku utama perikanan di Asia Tenggara, termasuk nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar hasil perikanan, serta petambak garam.
Sebagai anggota SEAFDEC sejak 2000, Indonesia memanfaatkan forum itu untuk mendorong pelatihan teknis yang lebih luas, antara lain terkait penanganan ikan di atas kapal, pencatatan statistik perikanan, serta penguatan sistem dokumentasi hasil tangkapan untuk mencegah praktik perikanan ilegal.
Kepala Pusat Standardisasi dan Sertifikasi SDMKP A Rita Tisiana Dwi Kuswardani menjelaskan, model pengelolaan perikanan darat berbasis masyarakat melalui program Smart Fisheries Village (SFV) yang dikembangkan IFRDMD SEAFDEC di Indonesia telah menjadi best practice yang bisa direplikasi di negara-negara lain. Indonesia juga turut mendorong pembahasan berbagai isu strategis dalam pengelolaan perikanan kawasan, seperti registrasi kapal perikanan tradisional, penanganan sampah laut, alat tangkap yang hilang (ghost gear), serta konservasi spesies akuatik.
Chief SEAFDEC Andi Soesmono menegaskan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam menghadapi tantangan sektor kelautan dan perikanan di masa depan. Kolaborasi regional menjadi kunci dalam menciptakan perikanan berkelanjutan. SEAFDEC mendorong sinergi negara anggota dalam penguatan SDM, konservasi laut, serta pengelolaan perikanan yang adaptif terhadap perubahan iklim.
Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menegaskan pentingnya penguatan kualitas SDM untuk mempercepat pembangunan sektor kelautan dan perikanan nasional. Penguatan SDM dilakukan melalui berbagai upaya di dalam negeri serta menjalin kerjasama strategis dengan mitra internasional.