JAKARTA, AW-Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus menggaungkan peningkatan angka konsumsi ikan Indonesia melalui Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan), salah satu komoditas yang didorong adalah tilapia. Memakan lebih banyak ikan tilapia bermutu tidak hanya mampu memacu angka konsumsi ikan Indonesia, tetapi juga dapat mencegah stunting dan membangun generasi sehat. Saat ini, penurunan stunting jadi prioritas pemerintah.
Pada 14 Mei 2025, KKP menggelar Dapur Nusantara untuk mempromosikan produk perikanan nila salin (tilapia) ke tengah masyarakat. Konsumsi ikan tilapia bermutu diyakini akan berkontribusi membentuk generasi masa depan yang sehat, cerdas, dan tidak stunting.
Kegiatan itu mengusung misi ganda, yakni mendorong konsumsi tilapia sebagai superfood lokal kaya protein dan Omega-3 untuk melawan stunting, serta memberdayakan perempuan sebagai motor inovasi pangan dan kesehatan keluarga. “Gerakan makan ikan adalah gerakan cinta bangsa yang harus terus digaungkan, mulai dari dapur-dapur kecil hingga ke pasar global,” tegas Wakil Menteri KP Didit Herdiawan Ashaf pada acara tersebut.
Dalam publikasi yang dikutip Minggu (18/05/2025) disebutkan, Indonesia merupakan negara produsen tilapia terbesar ketiga di dunia, namun pemanfaatan potensi itu di pasar domestik dan global masih belum optimal. “Dengan terselenggaranya kegiatan Dapur Nusantara ini maka diharapkan menjawab tantangan tersebut,” jelas Didit.
Dapur Nusantara menghadirkan diskusi gizi bertajuk Tilapia Superfood: Nutrisi Lokal, Solusi Nasional, Mengatasi Stunting, Memberdayakan Perempuan Menuju Generasi Emas 2045 bersama para pakar seperti Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Perikanan KKP Ishartini, perwakilan dari Forikan Nasional Evi Verawati dan Djoko Maryono, serta diwarnai demo masak oleh Chef Yadi yang menyulap tilapia menjadi hidangan mewah seperti grilled tilapia saus telur asin.
Sebelumnya Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menetapkan ikan nila salin alias tilapia sebagai salah satu produk perikanan unggulan yang ditingkatkan produksinya. Untuk meningkatkan produksi ikan Nila nasional, KKP menelurkan program revitalisasi tambak idle di sepanjang pesisir pantura untuk kegiatan budi daya nila salin.
Peran Perempuan
Dalam Dapur Nusantara juga digelar mini talkshow yang diselenggarakan KKP berkolaborasi dengan Regal Springs Indonesia. Acara itu turut menggarisbawahi Perempuan sebagai Agen Perubahan dalam Pangan Lokal dan pentingnya peran perempuan dalam mengubah pola konsumsi keluarga dan memperkuat ekonomi rumah tangga.
Kepala Badan Pengendalian dan Pengawasan Mutu Hasil Perikanan KKP Ishartini menyampaikan, gerakan itu adalah langkah nyata menuju kedaulatan pangan yang inklusif dan berkelanjutan. “Di tangan perempuan-perempuan kreatif, ikan nila dapat menjadi investasi kesehatan keluarga dan potensi ekonomi masa depan bangsa. Indonesia sehat dimulai dari dapur kita,” ujar Ishartini.
Selain edukasi, acara itu juga diisi lomba memasak bergizi, bazar ikan segar, serta promosi fasilitasi dan layanan terbaru yang diberikan BUMN pemerintah yakni layanan Pegadaian dengan Tabungan Emas dan Perumnas dengan program kepemilikan rumah bagi ASN bebas PPN. Dapur Nusantara bukan sekadar acara, tapi gerakan kolektif menuju Generasi Emas 2045 yang sehat, mandiri, dan bergizi.
Sementara itu, Wakil Menteri Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka juga menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mendukung gizi optimal selama 1.000 Hari Pertama Kehidupan. “Strateginya yaitu dengan menjadikan ikan bermutu sebagai garda terdepan dalam pencegahan stunting,” ujar dia.
Kegiatan yang mengangkat tema Ikan Bermutu untuk Generasi Emas itu merupakan kolaborasi inspiratif antara KKP, Sekolah Pimpinan Tinggi Indonesia (PIMTI), Dharma Wanita Persatuan KKP, dan berbagai mitra strategis untuk menggaungkan pentingnya konsumsi ikan Indonesia yang sehat, bergizi, dan bermutu bagi masa depan bangsa.