JAKARTA, AW-Pemerintah menyegerakan mobilisasi jagung dari Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) ke Pulau Jawa dengan menggunakan tol laut. Upaya itu untuk membantu menjaga harga jagung di tingkat petani di NTB tidak jatuh. Saat ini, NTB sedang masuk panen raya jagung.
Mengacu data Badan Pusat Statistik (BPS), total luas panen jagung pipilan di NTB pada Januari-Mei 2025 dapat mencapai 105.200 hektare (ha) atau meningkat 14% dibandingkan periode sama 2024 yang sekitar 92.300 ha. NTB di urutan ketiga sebagai daerah produsen jagung nasional.
Pada publikasi yang dikutip Minggu (20/04/2025), dari total luasan panen jagung di NTB tersebut, estimasi produksi jagung pipilan kering kadar air 28% di Januari-Mei 2025 dapat mencapai 1.004.000 ton atau setara jagung pipilan kering kadar air 14% sebesar 742.900 ton.
Sementara itu, dalam pantauan Panel Harga Pangan yang dikelola Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA), per 18 April 2025, rerata harga jagung pipilan kering di tingkat produsen di NTB Rp 4.222 per kilogram (kg), kabupaten/kota dengan rerata terendah adalah Bima Rp 4.000 per kg dan diikuti Dompu Rp 4.200 per kg, Lombok Timur Rp 4.400 per kg, dan Sumbawa Rp 4.467 per kg.
Baca Juga:
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas I Gusti Ketut Astawa menjelaskan, dalam mengatasi fluktuasi harga jagung pipilan kering di tingkat petani, pemerintah tengah mengupayakan eskalasi penyerapan oleh Perum Bulog. Selain itu, didorong pula andil private sector, khususnya bagi pelaku usaha perunggasan yang sangat butuh jagung sebagai pakan.
“Kalau kita melihat perkembangan rencana panen raya jagung di NTB, kemungkinan sampai minggu ketiga April atau akhir April sampai Mei 2025 nanti. Ini perlu diantisipasi, salah satu yang perlu diperkuat adalah jaringan transportasi lautnya, bagaimana mobilisasi jagung dari NTB ke luar NTB,” ujar Ketut saat Rapat Koordinasi Distribusi Jagung pada 19 April 2025.
Dalam menindaklanjuti Rapat Koordinasi Percepatan Cadangan Jagung Pemerintah (CJP) yang dilaksanakan Bapanas pada 15 April 2025, pemerintah kembali menguatkan strategi mobilisasi stok jagung di daerah yang mengalami surplus produksi, terutama dari NTB. Demi membantu petani jagung NTB, pemerintah akan memastikan kelancaran mobilisasi stok ke Pulau Jawa.
“Jangan sampai begitu ada panen raya besar, kemudian mandek di pelabuhan. Mudah-mudahan mobilisasi jagung dari NTB ke luar NTB bisa berjalan baik. Dengan tol laut mesti juga mendukung hasil panen, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh petani. Ini yang kita pastikan bersama pemerintah daerah dan pengelola pelabuhan saat ini,” jelas Ketut.
Bapanas menyebutkan, target serapan jagung untuk CJP khusus wilayah NTB oleh Bulog itu 78 ribu ton. Untuk itu, sangat diperlukan peran lebih besar dari swasta untuk melakukan penyerapan dan mobilisasi hasil produksi jagung keluar wilayah NTB, seperti ke Jawa Timur yang memang banyak pelaku usaha unggas. Hal itulah yang pemerintah terus upayakan.
Pemerintah juga mengapresiasi gerak cepat Gubernur NTB bersama seluruh kepala daerah yang telah menyatukan langkah dalam mengedukasi petani jagung agar tidak panen sebelum umur 115 hari. “Lalu, juga membantu identifikasi gudang yang dapat digunakan Bulog dan berkomitmen memperlancar kelancaran jalur transportasi di empat pelabuhan di Pulau Sumbawa dan tiga di Pulau Lombok. Ini luar biasa,” tutur Ketut.
Percepat Bongkar Muat
Di forum yang sama, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani memastikan PT Pelindo siap mempercepat waktu bongkar muat pengiriman jagung NTB. Dengan begitu, pemerintah memastikan senantiasa mendukung petani jagung lokal. Beberapa update yang sudah dilaksanakan antara lain pelabuhan yang dikelola Pelindo siap untuk mempercepat waktu bongkar muat.
“Ada juga catatan terkait packaging, perlu adanya gudang antara sebelum masuk ke pelabuhan, sehingga saat jagung sampai ke pelabuhan, dokumennya sudah clean and clear, jadi tidak ada reject,” kata dia. Hal itu untuk mengatasi kendala yang sempat terjadi sebelumnya di beberapa pelabuhan NTB berupa antrean pengiriman yang cukup panjang. Tentunya, dengan komitmen dari pemerintah daerah dan Pelindo dapat sehingga dipastikan kendala tersebut dapat teratasi
Di sisi lain, perlu dilakukan percepatan distribusi jagung dari NTB keluar provinsi itu. Kemudian, mengefisienkan biaya distribusi agar harga jagung tetap memberikan keuntungan bagi petani dan dapat dibeli oleh para pelaku usaha di Pulau Jawa untuk digunakan sebagai bahan baku pakan ternak. “Kemudian ini agar Bulog juga punya CJP,” tandas Rachmi.
Terkait rancangan instruksi presiden (Inpres) tentang penyerapan produksi jagung dalam negeri saat ini telah sampai di Kementerian Sekretariat Negara untuk proses pengesahan ke Presiden Republik Indonesia. Nantinya, dengan terbitnya Inpres tersebut tentu dapat menjadi pemantik daya serap dan penegas komitmen pemerintah dalam mendukung petani jagung dalam negeri.
Sebelumnya, Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi menjabarkan langkah strategis yang Bapanas terapkan dalam membantu petani jagung lokal saat mengisi Dialog Kebangsaan di Sespim Lemdiklat Polri pada 15 April 2025. “Jagung hari ini harganya drop karena berlimpah. Lalu cara mengatasinya bagaimana?. Caranya yang pertama, kita kumpulkan semua pelaku usaha yang mengembangkan jagung, yang berkaitan dengan jagung,” jelas dia.
Kedua, pastikan kebutuhan para pembuat pakan ternak, karena jagung itu sebagian besar dipakai untuk pakan ternak. “Kebutuhan pakan ternak itu berapa? Harga berapa? Berapa banyak kapasitas? Berapa biaya transport dari lokasi produksi ke pabrik? Itu semua kita hitung. Jadi ini memang harus melibatkan multisektor,” tandas Arief.