JAKARTA, AW-Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk melindungi petani Indonesia dengan memberikan kebijakan menguntungkan. Upaya melindungi petani Indonesia itu di antaranya dilakukan pemerintah dengan memberikan bantuan pupuk, kebijakan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah Rp 6.500 per kilogram, dan memastikan tidak ada impor saat stok beras melimpah.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, pemerintah terus memberi perhatian dan kemudahan bagi sektor pertanian, termasuk melalui bantuan pupuk dan kebijakan harga yang menguntungkan para petani.

“Bapak Presiden telah memberi kemudahan bagi pertanian, bantuan pupuk, memberi harga yang baik. Jadi jangan dizalimi petani. Kalau negara mau kuat, ingat petani. Petani kita, baik pangan, perkebunan, maupun peternakan, jumlahnya mencapai 150-160 juta. Nah, kalau ini diperkuat, pasti Republik ini kuat,” tutur Mentan Amran dalam publikasi yang dikutip Jumat (06/06/2025).

Mentan Amran juga menegaskan komitmennya dalam melindungi petani dan menjaga ketersediaan pangan nasional dengan meluruskan data beras. Hal itu merespons adanya upaya manipulasi data stok beras oleh oknum tertentu yang kini tengah ditindak oleh Satgas Pangan.

“Saat ini sementara diproses oleh Satgas Pangan. Kami minta jangan mempermainkan nasib petani dan konsumen. Sekarang beras kita banyak, tapi ada yang mencoba-coba memainkan data sehingga kelihatannya beras kita kurang pasokannya. Ternyata setelah diperiksa, itu benar,” jelas Amran.

Menurutnya, oknum tersebut telah meminta maaf, namun proses hukum tetap akan berlanjut. “Mereka meminta maaf ke Satgas Pangan, tapi saya katakan tidak! Pemeriksaan harus tetap dilanjutkan. Ini tidak boleh dibiarkan. Seandainya stok kita kurang, pasti jawabannya impor. Padahal stok kita cukup, tidak kurang. Akhirnya kalau kita impor, yang terpukul adalah petani. Mereka bisa tidak semangat berproduksi. Saya tidak akan biarkan pihak-pihak yang melemahkan petani,” tegas Mentan. Dugaan kasus itu terjadi di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

Pernyataan Mentan Amran itu disampaikan saat momentum Iduladha 2025 di AAS Building, Makassar, Sulawesi Selatan, pada 6 Juni 2025. Mentan Amran menunjukkan keteladanan dalam perayaan Iduladha 1446 H dengan membagikan 62 ekor hewan kurban ke berbagai daerah di Indonesia. Hewan kurban tersebut akan disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan, termasuk anak yatim, fakir miskin, dan kelompok rentan lainnya.

“Sebanyak 62 ekor kami bagikan ke yatim piatu. Ada yang di Jakarta, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan lainnya. Ini untuk saudara-saudara kita, fakir miskin, yatim piatu, seluruh teman-teman yang membutuhkan,” ungkap Mentan Amran. Selain menyalurkan kurban, Mentan di kesempatan itu menegaskan soal pemberantasan mafia pangan.

Bagi Mentan Amran, berbagi di momen Iduladha bukan sekadar tradisi, tetapi wujud empati yang lahir dari pengalaman hidup. “Ini tiap tahun untuk saudara-saudara kita. Kita ingin berbagi pada saudara-saudara kita yang kurang mampu. Kami pernah merasakan apa yang dirasakan saudara-saudara kita. Kami lama hidup susah, jadi itu selalu mengingatkan kami bahwasanya saudara kami selalu ingin berbagi pada saudara kita,” tandas Mentan Amran.