JAKARTA, AW-Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) mendukung penuh akselerasi pelaksanaan program prioritas nasional Makan Bergizi Gratis agar menjangkau lebih banyak penerima manfaat. Dukungan Bapanas untuk Makan Bergizi Gratis dari sisi penerapan prinsip pangan Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) serta pengawasan keamanan pangan segar.
Program Makan Bergizi Gratis atau MBG ditargetkan menjangkau 82,9 juta penerima manfaat di November 2025 dengan dukungan anggaran Rp 121 triliun. Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan, dukungan Bapanas menyasar lima aspek strategis utama yakni penerapan prinsip pangan B2SA berbasis potensi dan kearifan lokal, edukasi gizi kepada kelompok sasaran, pengawasan keamanan pangan segar, penggunaan indikator Pola Pangan Harapan (PPH), serta pengendalian sisa pangan (food waste).
“Kita semua mendorong agar program MBG ini dapat melahirkan generasi sehat, aktif dan produktif. Dan tentunya membutuhkan asupan pangan yang B2SA serta sumbernya dari pangan lokal. Jadi, kalau sumber pangan lokalnya misalnya sumber proteinnya di suatu daerah ikan ya ikan. Kalau sumber proteinnya ayam ya ayam. Jadi berbasis pangan lokal,” ujar Arief usai menghadiri rakortas di Kemenko Pangan pada 26 Juni 2025.
Penerapan prinsip B2SA diperkuat melalui Perpres No 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal. Dalam pelaksanaannya, Bapanas telah menyiapkan modul edukasi dan panduan menu B2SA berbasis kearifan lokal yang dapat digunakan pemerintah daerah sebagai acuan dalam melakukan edukasi kepada para siswa penerima program MBG.
“Konsumsi pangan bergizi tidak cukup hanya diberikan, tapi juga perlu membangun pemahaman mereka. Edukasi ini penting untuk membentuk perilaku makan sehat jangka panjang, yang akan berdampak pada kualitas sumber daya manusia Indonesia,” jelas Arief dalam publikasi yang dikutip Jumat (27/06/2025).
Dari sisi pengawasan, Bapanas memperkuat peran Otoritas Kompeten Keamanan Pangan (OKKP) di pusat dan daerah untuk menjamin keamanan pangan segar yang digunakan dalam program MBG. “Pengawasan dilakukan melalui pengujian keamanan pangan dengan rapid test kit dan pengujian di laboratorium jika diperlukan. Selain itu juga dilakukan pengawasan penerapan sanitasi higiene di Dapur MBG.” tegas Arief.
Sebagai bagian dari penguatan kapasitas pelaksana, Bapanas juga menggandeng Dinas Pangan di 17 provinsi untuk memberikan pelatihan kepada tenaga pengajar Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI). Materi pelatihan mencakup penjaminan keamanan pangan segar dan peningkatan penganekaragaman konsumsi pangan lokal.
Bapanas juga mendorong indikator skor Pola Pangan Harapan (PPH) menjadi indikator yang dapat dilihat dalam memantau keberagaman dan keseimbangan konsumsi pangan oenerima program MBG. Semakin tinggi skor PPH, semakin baik kualitas gizi dan variasi makanan yang dikonsumsi. Tak kalah penting, Bapanas mendorong mekanisme pencegahan dan penanganan sisa pangan melalui edukasi porsi makan, pelatihan efisiensi pengolahan dapur MBG, serta optimalisasi pemanfaatan pangan layak konsumsi agar tidak terbuang percuma.
Sedangkan Menko Pangan Zulkifli Hasan menegaskan, pemerintah akan mempercepat finalisasi regulasi terkait tata kelola program agar implementasinya segera berjalan di seluruh daerah. “Tadi kita bahas rancangan perpres terkait pengaturan tata kelola percepatan program MBG. Arahan Bapak Presiden Prabowo Subianto jelas, kita percepat agar kian banyak, makin cepat, anak-anak menikmati pangan bergizi. Karena itu, perpres itu mudah-mudahan minggu ini selesai. Setelah itu, kita gas untuk mencapai 82,9 juta penerima manfaat program MBG,” ujar Menko Pangan dalam keterangan pers usai rakortas.