JAKARTA, AW-Pemerintah memberi kemudahan pembiayaan berbunga rendah lewat skema kredit usaha rakyat atau KUR petani tebu. Jika sebelumnya plafon kredit KUR petani tebu bersifat akumulatif hingga Rp 500 juta, kini mereka bisa mengakses berulang pembiayaan itu hingga batas plafon. Artinya, petani tebu dapat meminjam KUR hingga Rp 500 juta lebih dari sekali.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjelaskan, skema KUR terbaru memberikan kemudahan signifikan bagi petani tebu. Jika sebelumnya plafon kredit KUR bersifat akumulatif hingga Rp 500 juta, kini petani dapat mengakses pembiayaan hingga batas tersebut secara berulang, tanpa harus langsung beralih ke kredit komersial setelah mencapai batas awal. ”Jadi, kreditnya itu plafonnya Rp 500 juta dan bunganya 6%. Dulu, akumulasi Rp 500 juta, kalau dia sudah dapat Rp 500 juta, berikutnya komersial. Sekarang kita buka,” ungkap Mentan.
Mentan mengungkapkan, ke depan, pabrik gula (PG) juga akan dilibatkan sebagai avalis atau penjamin kredit. Artinya, KUR petani tebu tanpa perlu agunan dari petani. Dalam skema ini, pabrik bertanggung jawab atas kredit, sehingga semakin mempermudah akses pembiayaan bagi petani. ”Kemudian nanti pabriknya menjadi avalis. Kalau avalis tanpa jaminan. Tapi pabriknya bertanggung jawab. Nah ini memudahkan petani kita. Saya kira ini adalah kebahagiaan petani tebu seluruh Indonesia. Mereka sudah lama mengusulkan,” jelasnya.
Kebijakan itu respons nyata atas aspirasi yang sudah lama disuarakan petani tebu. Dengan dukungan itu, pemerintah berharap kesejahteraan petani meningkat dan produktivitas tebu nasional kian optimal. Mentan juga berharap KUR petani tebu dapat diterapkan dalam waktu dekat agar petani bisa segera memanfaatkannya di musim tanam yang sedang berlangsung.
“Kebijakan ini untuk tebu dan komoditas lain, tetapi fokus tebu dulu. Nanti kita lihat perjalanannya. Mudah-mudahan satu minggu ini selesai, dan bulan ini sudah bisa diterapkan. Karena sekarang musim tanam. Kita berharap bulan ini sudah jalan,” ungkap Mentan Amran.
Secara khusus, Mentan Amran menyampaikan apresiasi tinggi kepada Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dan Menteri Keuangan Sri Mulyani atas dukungan luar biasa atas kebijakan pembiayaan petani tebu, khususnya program KUR. Kebijakan itu membuka ruang napas baru bagi para petani, terutama petani tebu plasma di seluruh Indonesia.
”Kami mewakili petani Indonesia, atas nama petani tebu, mengucapkan terima kasih kepada Menteri Keuangan dan Menko Perekonomian. Luar biasa. Sekarang insyaallah petani tebu plasma itu bernapas lega,” kata Mentan Amran usai menghadiri rapat koordinasi di Kemenko Perekonomian di Jakarta pada Kamis (03/07/2025).
Di publikasi yang dikutip pada hari yang sama, Mentan sebelumnya mendorong seluruh pemangku kepentingan di sektor perkebunan khususnya tebu untuk bergerak eksponensial dalam meningkatkan produksi gula nasional. Mentan menyoroti sejumlah regulasi yang perlu disederhanakan, salah satunya akumulasi pada KUR yang dinilai justru menyulitkan petani untuk kembali mengakses pembiayaan.
“Kredir KUR itu harus disesuaikan. Kalau petani bayar lancar tiap tahun, kenapa tidak bisa ambil lagi? Harusnya tiap tahun bisa diakses tanpa akumulasi yang menghambat, karena saat ini setelah Rp 500 juta, enggak bisa ambil lagi. Ini menghambat,” kata Amran saat rapat kerja pengembangan tebu di Kantor PT SGN di Surabaya, Jawa Timur, pada 11 Juni 2025 lalu.
Produksi gula nasional 2024 mencapai 2,46 juta ton atau naik 8,57% dari 2023 yang sebesar 2,27 juta ton. Mentan Amran merinci enam strategi kunci untuk mewujudkan swasembada gula nasional, mulai dari penguatan penyuluhan kepada petani, perbaikan sistem pengelolaan perkebunan tebu, penyediaan sarana produksi, pemberian kemudahan akses pupuk, penyediaan sarana irigasi, pengelolaan tanah, dan penetapan harga yang menguntungkan petani.