JAKARTA, AW-Kehadiran Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih di antaranya dapat dimanfaatkan sebagai penyalur pupuk bersubsidi, pembeli gabah petani, serta penjual pangan pokok dengan harga sesuai ketentuan pemerintah. Karena itu, Kopdes Merah Putih bisa menjadi jembatan ketahanan pangan desa.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan peran strategis Kopdes Merah Putih dalam menjamin ketersediaan dan keterjangkauan bahan pokok, sekaligus menyerap hasil panen petani langsung dari desa. Keberadaan Kopdes Merah Putih merupakan pelaksanaan nyata dari arahan Presiden Prabowo Subianto untuk memastikan seluruh kebijakan termasuk kebijakan pangan benar-benar menyentuh rakyat.

Baca Juga:

Mentan Minta Bulog dan PIHC Gerak Cepat Dukung Ketahanan Pangan

“Presiden Prabowo ingin Kopdes Merah Putih jadi solusi ekonomi rakyat. Presiden Prabowo ingin yang diurusi prioritas rakyat, bukan elit, bagaimana supaya pemberdayaan masyarakat desa bisa terlaksana degan baik,” ungkap Wamentan Sudaryono dalam publikasi yang dikutip Rabu (23/04/2025).

Selain itu, Kopdes Merah Putih hadir untuk memperkuat ketersediaan sembako yang terjangkau di desa sesuai ketentuan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah. Dengan model koperasi, rantai distribusi pangan akan lebih efisien, dan potensi kenaikan harga akibat distribusi panjang dapat ditekan.

Artinya, Kopdes Merah Putih bisa jadi jembatan ketahanan pangan desa. “Keinginan Bapak Presiden bagaimana negara itu ketemu sama rakyatnya, memangkas jarak antara pemerintah dan rakyatnya melalui Kopdes Merah Putih,” kata Wamentan Sudaryono saat memimpin Sosialisasi Pembentukan Kopdes Merah Putih di Kantor Kemenko Pangan Jakarta pada 22 April 2025.

Wamentan Sudaryono juga menyebutkan, Kopdes Merah Putih dapat dijadikan sebagai agen penyalur pupuk subsidi, LPG, dan kebutuhan dasar lainnya. Hal ini diyakini akan memperkuat ketahanan pangan desa dan mengurangi ketergantungan pada jalur distribusi yang selama ini rawan spekulan. “Kita ingin menjamin ketersediaan sembako sesuai HET, penyerapan gabah sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram (kg), memastikan pupuk terdistribusi dengan baik,” kata Wamentan.

Pemerintah juga ingin memastikan rakyat di desa tidak kena pinjol karena simpan pinjamnya melalui Kopdes Merah Putih, termasuk kebutuhan LPG. “Intinya bagaimana rakyat desa menggunakan instrumen Kopdes Merah Putih untuk mengakses pemerintah tanpa birokrasi yang panjang,” jelas dia.

Baca Juga:

PIHC Konsisten Kawal Ketahanan Pangan Nasional di Usia 13 Tahun

Program percepatan Kopdes Merah Putih itu dilandasi Inpres No 09 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih. Diharapkan lebih dari 80 ribu koperasi terbentuk, baik melalui pendirian baru, pengembangan koperasi yang sudah ada, maupun revitalisasi koperasi tidak aktif. Dengan begitu, kata Wamentan Sudaryono, desa akan menjadi pusat kemandirian ekonomi dan menjadi instrumen nyata untuk mengelola potensi lokal dan menjamin kesejahteraan petani serta masyarakat desa secara langsung.

Hal itu diamini Menko Pangan Zulkifli Hasan yang mengungkapkan bahwa Kopdes Merah Putih akan dilengkapi berbagai fasilitas, mulai dari kantor koperasi, toko sembako, klinik desa, apotek desa, simpan pinjam, gudang (cold storage), logistik desa, dan usaha lainnya (agen pupuk, agen LPG, menyerap gabah, dan lain-lain).

”Kopdes Merah Putih akan membangun ekonomi di perdesaan secara keseluruhan. Intinya yang akan dikerjakan Kopdes untuk kemajuan desa, kemajuan rakyat. Presiden tidak ingin rakyat di desa miskin, kurang gizi, pendidikan rendah. Masyarakat harus sehat, cerdas, kuat fisiknya, terpenuhi gizinya, dan ekonominya maju,” tandas Menko Pangan.