JAKARTA, AW-Pemerintah merencanakan pembangunan klaster hilirisasi peternakan nasional dengan menjadikan komoditas ayam sebagai lokomotif utama. Klaster hilirisasi peternakan tersebut sedang dikaji untuk dilaksanakan di lima provinsi di Tanah Air. Hilirisasi di subsektor peternakan nasional menjadi bagian dari visi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045.

Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PKH Kementan) Makmun menuturkan, Kementan tengah menyusun langkah strategis untuk mengakselerasi hilirisasi peternakan nasional dengan komoditas ayam sebagai lokomotif utama.

Melalui Ditjen PKH Kementan, kementerian itu mematangkan konsep klaster usaha ayam terintegrasi yang mencakup seluruh rantai produksi, dari pakan hingga produk olahan bernilai tambah. “Kementan menyiapkan klaster hilirisasi peternakan nasional guna membidik rantai nilai tambah ayam,” ungkap Makmun dalam publikasi yang dikutip Rabu (30/04/2025).

Model atau klaster hilirisasi peternakan berbasis ayam itu menggabungkan enam unit usaha dalam satu sistem terpadu, yakni pabrik pakan unggas, budi daya ayam pedaging dan petelur, rumah potong hewan unggas (RPHU), pabrik pengolahan nuget dan sosis, serta pabrik tepung telur.

Skema terintegrasi tersebut sedang dikaji di lima provinsi sentra unggas, yakni Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Utara, Lampung, dan Jawa Timur, untuk kemudian dituangkan dalam buku kajian resmi sebagai acuan kebijakan nasional. “Ini bukan sekadar penguatan di sisi produksi, melainkan transformasi menyeluruh dari hulu ke hilir,” jelas Makmun dalam evaluasi analisis usaha yang digelar di Jakarta, baru-baru ini. Makmun juga menekankan pentingnya membangun rantai usaha yang saling terhubung demi menciptakan efisiensi dan keberlanjutan.

Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan Ali Agus serta Direktur Hilirisasi Hasil Peternakan Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PKH Kementan) Makmun saat membahas upaya Kementan menyiapkan klaster hilirisasi peternakan. (Foto : Ditjen PKH Kementan)

Sementara itu, Ali Agus, Tenaga Ahli Menteri Pertanian Bidang Hilirisasi Produk Peternakan, menyebutkan, model atau klaster hilirisasi peternakan itu sebagai bagian dari visi jangka panjang menuju Indonesia Emas 2045. “Arahan Bapak Menteri Pertanian (Andi Amran Sulaiman) jelas. Hilirisasi harus jadi motor transformasi struktural. Ini bukan sekadar proyek teknis, tapi bagian dari strategi nasional pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian,” ungkap Ali.

Kelayakan investasi turut menjadi fokus. Analisa finansial dan proyeksi usaha dikaji untuk memastikan daya tarik skema itu bagi pelaku industri. Pemerintah juga mempertimbangkan lokasi pabrik pakan existing dan ketersediaan jagung lokal sebagai komponen penting dalam efisiensi biaya produksi.

Selain memperkuat produksi di Jawa, pelibatan provinsi luar Jawa dirancang untuk pemerataan pembangunan, sekaligus mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memerlukan suplai daging ayam dan telur merata di seluruh Indonesia. Dengan pendekatan klaster dan keterpaduan hulu-hilir, hilirisasi ayam diharapkan tidak hanya memperkuat daya saing industri unggas, tetapi juga menopang ketahanan pangan dan menciptakan ekosistem agribisnis yang tangguh serta berkelanjutan.