JAKARTA, AW-Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA) memastikan ketersediaan dan harga pangan pokok selama periode Januari-Desember 2025 akan terkendali dengan baik. Kondisi stok aman dan harga relatif stabil. Ketersediaan dan harga pangan itu mencakup gabah/beras, jagung, daging ayam, minyak goreng, dan lainnya. Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 65% indeks perkembangan harga (IPH) daerah ada di zona hijau.

Menurut Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi, kepastian akan ketersediaan dan harga pangan 2025 yang diperkirakan relatif terkendali terlihat dari produksi komoditas strategis yang secara konsisten telah terdistribusi dengan lancar.

“Pertama, ketersediaan pangan nasioanal proyeksi sampai 2025 mendatang dalam kondisi aman dan cukup. Kedua, harga pangan secara umum stabil. Dan kalau kita lihat yang menjadi konsentrasi di produsen adalah jagung pipil kering dan livebird sedangkan di konsumen adalah beras medium serta minyak goreng Minyakita,” ujar Arief saat Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 yang digelar Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) pada 19 Mei 2025.

Berikutnya, kata Arief, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani juga sudah di atas harga pembelian pemerintah (HPP) Rp 6.500 per kilogram (kg). Contoh, harga gabah di Kabupaten Indramayu sudah Rp 7.000 per kg.

“Sehingga dalam waktu dekat proyeksi kita harga gabah sudah Rp 7.000 per kg di atas nasional. Karena itu, beras SPHP sudah harus di keluarkan. Untuk harga rerata jagung pipil kering yang masih Rp 4.800 per kg. Adapun realisasi penyerapan jagung oleh Bulog baru 30.240 ton atau 3% dari target dan harus sama-sama kita tingkatkan,” kata Arief dalam publikasi yang dikutip Selasa (20/05/2025).

Kendati demikian, Arief mengatakan, pemerintah saat ini tengah berupaya menyeimbangkan harga ayam hidup guna mengantisipasi penurunan populasi yang berdampak pada ketersediaan. “Tugas kita adalah sama-sama untuk melakukan intervensi dengan membeli harga yang baik kepada peternak dan disalurkan kepada masyarakat luas,” kata Arief.

Sebagai langkah nyata, Bapanas berhasil melaksanakan Gerakan Pangan Murah di lebih 3.000 titik yang dilakukan para kepala daerah di masing-masing wilayahnya secara serentak melalui koordinasi Dinas Pangan daerah.

Khusus serapan gabah oleh Bulog, realisasinya sudah mencapai 2,183 juta ton setara beras. Bulog masih ada kesempatan sampai dengan akhir bulan ini untuk menyerap gabah petani karena di beberapa daerah panen raya masih berlangsung dengan intensitas yang juga sangat baik. “Berikutnya, stok Bulog realisasinya 2,1 juta ton kemudian yang untuk komersial ada 19.800 ton, jadi total serapan nasional 2 juta ton. Sementara realisasi SPHP ada 181.173 ton dan tentunya ada tanggap darurat 298 ton,” katanya.

Mengenai hal itu, Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti mengapresiasi peran besar pemerintah yang berhasil mengendalikan ketersediaan dan harga pangan selama 2025. Saat ini, terjadi tren penurunan harga bawang putih meskipun secara level masih dalam kategori tinggi.

Kalau diperhatikan maka harga komoditas itu seperti cabai rawit sudah mengalami deflasi dan IPH terus menerus turun, namun demikian saat ini harga cabai rawit masih di atas HAP. “Tapi sebagian besar cabai rawit di daerah sudah hijau ini perkembangan yang sangat baik di mana ada 65% daerah yang mengalami penurunan cabai rawit. Sementara harga bawang merah sudah turun tapi masih di atas HAP sedkit, telur ayam ras juga sudah baik,” tambahnya.