JAKARTA, AW–Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah kepemimpinan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berhasil mengungkap total 784 kasus mafia pangan, baik saat sebelumnya di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) maupun Presiden Prabowo Subianto saat ini.
Kesuksesan Mentan Amran Sulaiman dalam memimpin Kementan menindak kasus para mafia pangan tentu dapat diwujudkan dengan dukungan penuh dari Presiden Jokowi dan Presiden Prabowo beserta para Wakil Presiden (Wapres) yang mendampinginya di periode masing-masing.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan Moch Arief Cahyono menjelaskan, pada era kedua pemimpin tersebut, Kementan dan APH (Kepolisian, Kejaksaan, dan KPK) berhasil mengungkap 784 kasus mafia pangan selama periode sebelumnya bersama Satgas Pangan Polri. Dari jumlah tersebut, 411 orang ditetapkan sebagai tersangka, mencakup kasus-kasus pupuk, hortikultura, ternak, hingga beras.
Di internal Kementan sendiri, sebanyak 1.500 pegawai telah dikenai demosi dan mutasi karena pelanggaran kedisiplinan dan integritas. “Tidak mungkin pemberantasan korupsi dan mafia pangan bisa sekuat itu tanpa dukungan penuh dari Presiden dan Wakil Presiden. Kami tegaskan bahwa baik Presiden Joko Widodo maupun Presiden Prabowo Subianto bersama Wapresnya memiliki komitmen tinggi dalam memerangi mafia pangan. Dan Pak Menteri Amran terus melanjutkan komitmen tersebut,” jelas Arief.
Hingga kini, Kementan terus bersinergi dengan KPK, Kepolisian, dan Kejaksaan untuk menindak tegas kasus-kasus seperti pupuk palsu, manipulasi Minyakita, serta dugaan korupsi di lingkungan internal. Dalam 130 hari pertama Kabinet Merah Putih, Mentan Amran telah menunjukkan ketegasannya, tercatat 20 orang ditetapkan sebagai tersangka dan 50 perusahaan tengah diproses secara hukum.
“Presiden dan Wapres kita sangat tegas dalam isu pangan, khususnya perangi korupsi dan mafia pangan. Bagi Pak Menteri, integritas adalah harga mati. Siapa pun yang terbukti merugikan petani, baik mitra kerja, pengamat, maupun pegawai internal, akan ditindak tanpa kompromi,” kata Arief dalam publikasi yang dikutip Sabtu (19/04/2025).
Prinsip Keberpihakan Kementan Pada Petani Dalam Kasus Mafia Pangan
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan Moch Arief Cahyono menyampaikan hal tersebut untuk menanggapi beredarnya potongan video pidato Mentan Amran saat menghadiri wisuda di Universitas Hasanuddin yang menyebut dirinya pernah mendapat teguran dari Wapres terkait pemberantasan mafia beras.
Arief Cahyono memberikan penjelasan atas isi pernyataan tersebut. “Pernyataan Pak Menteri dalam video tersebut merujuk pada pengalaman beliau di masa lalu, saat menjabat sebagai Mentan,” kata dia. Yang pasti, Presiden Jokowi dan Prabowo berkomitmen tinggi bersama para Wapresnya untuk memberantas korupsi dan mafia pangan.
Teguran yang diterima Mentan Amran saat itu justru dianggap sebagai masukan sangat positif. “Itu menjadi pengingat bagi beliau untuk semakin hati-hati dan bijak dalam mengambil langkah strategis, khususnya terkait kebijakan pangan nasional,” jelas dia.
Menurut Arief, melalui cerita tersebut, Menteri Amran ingin menyampaikan bahwa dengan dukungan Presiden dan Wapres, Mentan Amran tidak ragu bertindak demi membela petani dan menjaga kepentingan nasional. “Pak Menteri selalu memegang prinsip keberpihakan pada petani dan tidak gentar membongkar praktik mafia pangan, meski harus menghadapi risiko besar,” tegas dia.