JAKARTA, AW-Kementerian Pertanian (Kementan) akan terus bekerja keras mewujudkan visi kedaulatan pangan yang diusung pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Keberadaan mafia pangan tidak mampu membuat Kementan mundur dalam mencukupi kebutuhan mendasar bagi sekitar 280 juta rakyat Indonesia. Para mafia diduga akan melakukan semua cara untuk memperlemah perjuangan Indonesia dalam mewujudkan kedaulatan pangan nasional.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan Moch Arief Cahyono mengingatkan, saat ini mafia pangan akan melakukan semua cara untuk memperlemah perjuangan Indonesia dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Termasuk, mendiskredirkan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah melalui Kementan. “Namun, Kementan tak akan mundur dan akan terus bekerja keras mewujudkan visi Presiden Prabowo mewujudkan kedaulatan pangan,” ungkap Arief dalam publikasi yang dikutip Kamis (19/06/2025).
Pernyataan Kementan tersebut untuk menanggapi keputusan resmi Dewan Pers bahwa media daring Tempo.co telah melanggar Kode Etik Jurnalistik dalam unggahan poster dan motion graphic berjudul Poles poles Beras Busuk yang dipublikasikan melalui media sosial resmi Tempo pada 16 Mei 2025. Atas putusan itu, Kementan mengapresiasi langkah Dewan Pers yang dinilainya berpihak pada prinsip keadilan dan profesionalisme pers.
Dalam dokumen Pernyataan Penilaian dan Rekomendasi (PPR) Nomor 3/PPR-DP/VI/2025, Dewan Pers menilai konten visual tersebut tidak akurat, berlebihan, serta mencampurkan opini yang menghakimi sehingga menimbulkan persepsi menyesatkan di tengah masyarakat. “Kami berterima kasih kepada Dewan Pers atas rekomendasinya yang sangat memperhatikan rasa keadilan dan profesionalisme pers ini. Selain dapat menjaga marwah pers, PPR ini juga merupakan angin segar bagi para pejuang pertanian yang bekerja maksimal di tengah isu pangan global dan mencukupi pangan 280 juta rakyat Indonesia,” ujar Arief.
Menurut Arief, Kementan menghargai dan membutuhkan kontrol dari pers sepanjang dilakukan secara profesional sesuai kaidah dan Kode Etik Jurnalistik. “Pemberitaan yang tidak profesional dapat merusak kepercayaan publik terhadap pemerintah, khususnya di sektor pertanian yang saat ini sedang bekerja keras memastikan ketersediaan pangan nasional,” jelas Arief.
Lawan Mafia Pangan
Sejak menjabat kembali sebagai Mentan pada Oktober 2023 lalu, Mentan Amran terus bergerak cepat melakukan bersih-bersih jajaran Kementan yang terlibat dalam korupsi. Mentan Amran terkenal sebagai pejabat yang paling keras melawan praktik mafia pangan yang sebelumnya menggerogoti sistem distribusi dan keuangan negara di sektor pertanian.
Sebagai bagian dari pembenahan birokrasi, Mentan Amran berhasil mengungkap skandal mafia pupuk yang merugikan petani hingga Rp 3,2 triliun. Skandal ini melibatkan oknum Kementan yang bekerja sama dengan lima perusahaan pembuat pupuk palsu dan 22 perusahaan yang memproduksi pupuk di bawah standar. Sebanyak 11 pegawai dinonaktifkan dan beberapa di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka.
Selain itu, baru-baru ini Mentan Amran memecat dua pejabat di lingkungan Kementan karena terbukti melakukan pungutan liar dan menyalahgunakan wewenang. Kedua oknum itu meminta bayaran hingga Rp27 miliar dari pihak eksternal sebagai syarat mendapatkan proyek. Mentan Amran juga telah secara konsisten memberantas praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) di lingkungan Kementan sejak menjabat sebagai Mentan pada 2014 silam.
Selama masa kepemimpinannya itu, Mentan Amran telah melakukan mutasi-demosi 1.479 pegawai, diberikan sanksi 844 pegawai dan bahkan ada yang dipecat karena melakukan penyelewengan atau korupsi. Bahkan, pernah dalam satu hari, Mentan Amran mencopot beberapa pejabat lingkup Kementan, mulai dari dirjen hingga direktur, yang dilakukan sebelum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mereka sebagai tersangka kasus korupsi.
“Mentan Amran menyebutkan bahwa tidak ada ruang bagi siapa pun melanggar peraturan untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan cara merugikan petani, masyarakat, dan negara. Sikap Mentan Amran sangat tegas menentang semua praktik korupsi, Mentan Amran sangat siap melawan semua mafia pangan,” tegas Arief.
