JAKARTA, AW-Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada hari kedua Lebaran langsung tancap gas melakukan inspeksi mendadak (sidak) di empat gudang Perum Bulog di Sulawesi Selatan (Sulsel). Saat ini, total stok gabah yang tersedia di provinsi itu 186 ribu ton setara beras, terbesar dalam beberapa tahun terakhir.

Mentan Amran mengapresiasi kinerja jajaran Pimpinan Wilayah (Pimwil) Bulog Sulsel. Apresiasi itu disampaikan Mentan usai menggelar sidak ke empat Gudang Bulog di Kabupaten Bone pada 1 April 2025 atau hari kedua Lebaran 1446 Hijriah. Dalam kunjungan itu, Mentan memantau langsung stok dan pergerakan masuknya gabah hasil panen petani di semua gudang.

Di Sulsel, stok gabah yang tersedia saat ini mencapai 186 ribu ton dan merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir. “Saya suka cara kerjanya Pimwil Bulog yang konsisten melakukan serapan gabah sehingga stoknya besar,” ujar Mentan dalam publikasi yang dikutip Kamis (03/04/2025).

Mentan mengatakan, angka sebesar itu adalah angka sementara yang kemungkinan besar akan bertambah banyak. Mentan pun meminta agar stok yang ada saat ini dapat mencapai 700 ribu ton sehingga Sulsel mampu mencatatkan sejarah dalam memenuhi stok beras dan gabah. “Sulsel bisa enggak capai 500 ribu ton. Dan kalau bisa capai 700 ribu ton lebih bagus. Kalau mencapai 700 ribu ton, lapor ke saya ya,” ujar Mentan.

Pemenuhan seluruh gudang bulog dalam rangkaian serapan gabah panen raya petani adalah mutlak yang harus dilakukan cepat dan singkat. Hal ini mengacu arahan Presiden Prabowo yang meminta capaian swasembada dalam waktu singkat. “Sesuai arahan Bapak Presiden, serapan gabah bulog harus mencapai 3 juta ton untuk menuju swasembada. Dan kita optimistis karena petani sudah bekerja keras memenuhi produksi dalam negeri,” jelas Mentan.

Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi padi Januari-April 2025 diperkirakan 24,22 juta ton gabah kering giling (GKG), tertinggi untuk periode yang sama selama tujuh tahun terakhir. Penyerapan gabah oleh pemerintah juga meningkat signifikan. Pada periode Januari hingga pertengahan Maret 2025 saja, penyerapan gabah sudah 539.274 ton, jauh lebih tinggi dari periode sama tahun sebelumnya yang hanya 35 ribu ton.

Apresiasi Insan Pertanian
Pada 24 Maret 2025, dalam Rakor Ketersediaan Pangan Menjelang Lebaran 2025 di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan), Mentan Amran menyatakan, Presiden Prabowo mengapresiasi kerja keras seluruh pelaku dan insan pertanian atas capaian produksi padi yang tertinggi selama tujuh tahun terakhir. Mentan menyampaikan ucapan terima kasih dari Presiden Prabowo kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam peningkatan produksi pangan nasional.

“Kalau pangan bermasalah, negara juga bermasalah. Karena itu, kami mengapresiasi semua pihak yang telah aktif mendukung peningkatan produksi pangan. Terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh pelaku pertanian,” jelas dia. Stok sembilan bahan pokok nasional juga lebih dari cukup, terutama beras yang mencapai 2,2 juta ton. “Ini stok tertinggi dalam tujuh tahun terakhir, dengan peningkatan produksi yang juga tertinggi selama tujuh tahun terakhir,” ujar Mentan.

Kondisi 2025 berbanding terbalik dibandingkan tahun lalu. Pada Januari-Februari 2024, Indonesia sempat menghadapi kenaikan harga beras akibat krisis iklim global, sehingga pemerintah harus mengambil langkah cepat dengan melakukan impor. Menanggapi situasi itu, pemerintah me-refocusing anggaran untuk melaksanakan program pompanisasi secara masif guna meningkatkan produktivitas pertanian.

“Kebijakan ini berbuah hasil, kita sukses meningkatkan produksi 1,49 juta ton senilai Rp 17,89 triliun pada Agustus-Desember 2024. Awalnya, kita perkirakan defisit beras hingga 10 juta ton, namun dengan pompanisasi dan bantuan semua pihak termasuk TNI yang telah bekerja keras membantu di lapangan, defisit bisa ditekan hingga hanya 400 ribu ton,” jelas Mentan.

Mentan menyoroti dedikasi pegawai Kementan yang bekerja tanpa mengenal hari libur demi memastikan keberlanjutan sektor pertanian. “Semua pencapaian ini tak mungkin kita raih tanpa kerja keras bapak dan ibu sekalian. Saya minta maaf ke seluruh pegawai Kementan karena kita sudah tidak mengenal tanggal merah. Namun, saya bangga, meski harus bekerja Sabtu-Minggu, tidak ada yang mengeluh,” kata dia.

Mentan juga menegaskan komitmen Kementan dalam membangun birokrasi yang bersih dan efisien. Tahun ini, Kementan mencatatkan lompatan tertinggi dalam penilaian kinerja reformasi birokrasi dan Sistem Pengendalian Intern (SPI) Antikorupsi. “Ini kerja keras bersama, saya yakin kita bisa terus membawa Indonesia swasembada beras dan bahkan ekspor,” tutur dia.