JAKARTA, AW-Kedaulatan pangan nasional harus dapat diraih Indonesia. Sebab, kedaulatan pangan nasional kunci dari kemandirian bangsa sekaligus benteng pertahanan negara dalam menghadapi potensi eksploitasi sumber daya, termasuk pertanian pangan, oleh pihak asing.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan, kedaulatan pangan adalah benteng pertahanan negara sehingga penting untuk dicapai Indonesia. Kedaulatan pangan menjadi benteng pertahanan menghadapi potensi eksploitasi sumber daya oleh pihak asing.
Di sisi lain, swasembada pangan merupakan pilar utama bagi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan tanpa bergantung pada pihak luar. “Kedaulatan pangan itu penting. Jika kita tidak kuat dalam pangan maka terbuka peluang bagi pihak luar untuk mengambil keuntungan dari sumber daya kita, baik mineral maupun lainnya. Kita adalah garda terdepan dalam mempertahankan ketahanan pangan negeri ini,” ujar Sudaryono.
Saat Seminar Strategis Pendidikan Reguler (Dikreg) LIII Tahun 2025 di Sekolah Staf dan Komando (Sesko) TNI, di Bandung, Jawa Barat, pada 13 Juni 2025. Wamentan juga menegaskan pentingnya kedaulatan pangan sebagai kunci kemandirian bangsa.
Karena itu, Wamentan memotivasi, terutama dari kalangan militer, agar berperan lebih luas dalam mendukung produktivitas pangan nasional. “Tentara tidak hanya berperan sebagai pengawal negara, tetapi juga sebagai pembina dan pendorong sektor pangan di masyarakat,” kata dia dalam publikasi yang dikutip Sabtu (14/06/2025).
Dalam Seminar Pasis bertema Penguatan Ketahanan Wilayah Perbatasan sebagai Serambi Depan Negara; Sinergi Pentahelik dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan, Stabilitas Keamanan dan Kesejahteraan Masyarakat itu, Wamentan tampil sebagai panelis sekaligus pembicara utama (keynote speaker). Dalam pidatonya, Wamentan, yang juga lulusan National Defense Academy Jepang, menekankan pentingnya sinergi antara Kementerian Pertanian dan TNI-Polri dalam mendukung program swasembada pangan nasional, sesuai visi Presiden Prabowo Subianto.
“Kenapa kita harus berbicara pangan? Saya ingin menitipkan pesan yang sangat penting pada anda semua, sebagai calon pimpinan di TNI-Polri, ini menjadi penting, karena kitalah garda yang mempertahankan kedaulatan bangsa ini,” ujarnya di hadapan para peserta yang merupakan perwira menengah TNI-Polri.
Selain itu, Wamentan menjelaskan swasembada pangan sangat penting karena dapat memperkuat kedaulatan nasional, termasuk soal pangan. Hal tersebut menjadi tujuan utama Presiden Prabowo menjadikan Swasembada Pangan sebagai program prioritas nasional.
“Karena itu, Presiden Prabowo, begitu, dilantik menjadi Presiden, salah satu yang paling menjadi prioritas dari programnya adalah swasembada pangan, dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan. Negara kita tidak boleh didikte oleh kepentingan lain,” kata Wamentan Sudaryono disambut tepuk tangan para peserta.
Komandan Sesko TNI Arif Widyanto mengatakan, penguatan ketahanan wilayah perbatasan sebagai serambi depan negara sangat krusial. “Tanpa adanya kolaborasi antar-pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media (pentahelix) potensi lokal tidak akan optimal untuk menjaga kestabilan pangan dan kedaulatan negara,” ujar Arif.
Kepala BIB Lembang Gun Gun Gunara juga menilai, kegiatan seminar sangat strategis dalam memperkuat kolaborasi lintas sektor untuk mendukung pembangunan pertanian nasional. “Forum ini menjadi ajang penting untuk menyatukan visi dalam mewujudkan ketahanan pangan, terutama di wilayah perbatasan yang rawan secara geopolitik,” ujar Gun Gun.
Dedikasi Luar Biasa
Wamentan Sudaryono menunjukkan dedikasi luar biasa dengan langsung kembali bertugas hanya beberapa jam setelah mendarat di Indonesia usai menjalankan ibadah haji. Pesawat yang membawa Sudaryono mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pada 12 Juni 2025 pukul 23.30 WIB.
Hanya beberapa jam beristirahat di kediamannya di Jakarta sekaligus sekedar menyapa putra putrinya yang ditinggal selama berhaji bersama istri dan kedua orangtuanya, Sudaryono langsung berangkat ke Bandung usai solat subuh untuk menghadiri acara di Sekolah Staf dan Komando Tentara Nasional Indonesia (Sesko TNI) di Bandung, Jawa Barat, pada 13 Juni 2025 pagi.
Usai acara di Sesko TNI, Wamentan langsung kembali ke Jakarta karena sudah ditunggu dalam rapat penting di Kemenko Pangan untuk membahas strategi penguatan ekosistem perekonomian desa melalui Koperasi Desa Merah Putih. Rapat ini merupakan tindak lanjut dari Inpres No 09 Tahun 2025 yang menargetkan pemberdayaan ekonomi desa guna mendukung kemandirian pangan.
Kegiatan padat itu mencerminkan komitmen Sudaryono terhadap tugas negara, meski baru saja menyelesaikan perjalanan spiritual yang melelahkan. “Bagi saya, ibadah haji justru memberikan energi baru untuk bekerja lebih keras demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan Indonesia,” kata Mas Dar saat ditemui usai rapat.
Sebelumnya, wamentan Sudaryono dikenal aktif dalam berbagai program Kementerian Pertanian, termasuk menggandeng TNI untuk mengawal harga gabah petani minimal Rp6.500 per kilogram dan mendorong digitalisasi pertanian bersama Badan Informasi Geospasial (BIG). Dedikasinya kali ini semakin menegaskan perannya sebagai figur yang berdedikasi tinggi dalam mendukung visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.