JAKARTA, AW-Program unggulan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yakni Kampung Nelayan Modern atau Kalamo Biak di Papua sukses meningkatkan keberlanjutan produktivitas nelayan setempat. Keberhasilan Kalamo Biak tersebut tercermin dari pengiriman kontainer ke-10 berisi ikan beku 16 ton ke Semarang, Jawa Tengah. Dengan begitu, total pengiriman ikan dari Kalamo Biak ke daerah lain di Indonesia mencapai 153,82 ton senilai Rp 2,46 miliar.

KKP membuktikan konsep Kampung Nelayan Merah Putih (KNMP) berkelanjutan melalui Kalamo Biak. Pengiriman kontainer ke-10 berisi ikan beku 16 ton ke Semarang menjadi saksi perjuangan para nelayan di Kampung Nelayan Modern atau Kalamo Samber-Binyeri di Biak Numfor, Papua.

Pengiriman kembali ikan ke Pulau Jawa membuktikan program Kalamo yang kini dikembangkan menjadi KNMP itu mampu meningkatkan produktivitas masyarakat nelayan secara berkelanjutan. Apalagi, pengiriman ikan periode ke-10 itu tidak butuh waktu lama, hanya selang dua minggu dari pengiriman sebelumnya. Total nilai pengiriman ikan menyentuh Rp 400 juta yang didominasi ikan tuna, marlin, cakalang, serta jenis ikan karang.

Plt Dirjen Perikanan Tangkap KKP Lotharia Latif mengapresiasi capaian positif yang ditorehkan Koperasi Desa Samber Binyeri Maju (KSBM) sebagai tulang punggung ekonomi pesisir dalam mengelola Kalamo Biak dengan dukungan kelembagaan dan strategi pasar yang baik.

Terdapat sejumlah faktor kunci yang dapat terus mendorong peningkatan produksi perikanan tangkap, termasuk di Kalamo Biak, di antaranya ketersediaan sarana penangkapan yang memadai, dukungan fasilitas rantai dingin (cold chain), serta pendampingan teknis dan manajemen usaha. “Juga kepastian akses pasar dan kemitraan usaha serta kepatuhan terhadap pengelolaan perikanan berkelanjutan,” kata Latif.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri KP Bidang Ekonomi Sosial dan Budaya Trian Yunanda mengatakan, keberhasilan Kalamo Biak akan direplikasi dan menjadi percontohan dalam pembangunan 100 KNMP pada tahun ini. KNMP merupakan pengembangan Kalamo dengan anggaran yang disiapkan tiap lokasi Rp 22 miliar. “Ini merupakan atensi dari Presiden RI untuk mendorong produktivitas masyarakat perikanan yang berkelanjutan serta mengubah wajah kampung nelayan menjadi lebih tertata dan modern,” tandas dia.

Ketua KSBM Adam Mampioper mengungkapkan, pada periode ke-10, ikan hasil tangkapan nelayan cukup banyak sehingga kapasitas gudang beku di Kalamo cepat terpenuhi. Adanya gudang beku memudahkan penyimpanan dan distribusi ikan tangkapan nelayan.

“Selain itu juga berkat upaya pendampingan pemerintah dan mitra PT Perikanan Nusantara Jaya yang tidak kenal lelah membantu kami para nelayan Kalamo Samber-Binyeri,” ujar dia dalam publikasi yang dikutip Sabtu (14/06/2025). Pengiriman ikan dari Kalamo Biak ke Pulau Jawa berlangsung dua hari sebelumnya.

Kepala Dinas KP Kabupaten Biak Numfor Effendi Igirisa menambahkan, hingga saat ini, Kalamo Biak telah mengirim total ikan sebanyak 153,82 ton dengan nilai Rp2,456 miliar. Meski demikian, Effendi mengingatkan agar capaian ini tidak menjadi titik puas, melainkan pemacu untuk meningkatkan produktivitas.

Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menyebut kampung nelayan tradisional terus didorong menjadi lebih modern untuk peningkatan produktivitas dan kesejahteraan masyarakat di dalamnya. Program untuk merealisasikan tujuan tersebut salah satunya Kalamo yang kini bertransformasi menjadi KNMP.