JAKARTA, AW-Produksi Indonesia diproyeksikan 34,6 juta ton tahun ini oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) di tengah situasi Jepang sedang krisis beras. Rerata harga beras kemasan 5 kilogram (kg) di supermarket di Negeri Sakura itu Rp 484 ribu. Jepang sedang krisis beras di antaranya karena dampak gelombang panas ekstrem yang merusak panen padi.

Menteri Pertanian Jepang Taku Eto secara resmi mengundurkan diri dari jabatannya imbas krisis beras dan ketidakpuasan publik terhadap penanganan pemerintah atas lonjakan harga beras. Jepang saat ini menghadapi krisis beras dan peningkatan harga imbas gelombang panas ekstrem yang merusak panen pada. Untuk kemasan 5 kg, rata-rata harga beras di supermarket mencapai 4.268 yen atau sekitar Rp 484 ribu.

Di tengah situasi tersebut, Menteri Taku Eto bergurau soal ‘tidak pernah membeli beras’ yang dianggap tidak peka dan menyulut ketidakpuasan publik terhadap pemerintahan Perdana Menteri Shigeru Ishiba. Survei opini Kyodo News menunjukkan tingkat dukungan terhadap PM Ishiba turun ke titik terendah yaitu hanya 27,4%. Hampir sembilan dari 10 responden menyatakan tidak puas terhadap penanganan pemerintah atas lonjakan harga beras.

PM Ishiba akhirnya menerima surat pengunduran diri Eto dan menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada masyarakat. Sebagai langkah cepat, PM Ishiba segera menunjuk Shinjiro Koizumi untuk menggantikan posisi Eto. “Tugas Menteri Pertanian saat ini adalah untuk mencari dan memberikan solusi di tengah lonjakan harga beras. Saya berharap dia menawarkan solusi-solusi. Saya meminta maaf kepada rakyat Jepang karena adalah tanggung jawab saya yang menunjuknya (sebagai menteri),” kata PM Ishiba seperti dilansir dari AFP pada 21 Mei 2025 dan dimuat dalam publikasi Kementerian Pertanian (Kementan) yang dikutip Jumat (23/05/2025).

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa pangan adalah isu strategis yang menyentuh langsung kehidupan rakyat. Di tengah tantangan pangan global, masyarakat menaruh harapan besar pada pemerintah untuk hadir, bersikap, dan memberikan solusi yang konkret.

Pada saat Menteri Jepang mundur karena krisis beras, Indonesia justru kokoh dengan produksi yang kian kuat. Sementara Jepang tengah berupaya menstabilkan kembali sektor pangannya, Indonesia malah dalam kondisi yang lebih baik. Sektor pertanian Indonesia khususnya komoditas beras menunjukkan ketahanan yang kuat. Saat ini, cadangan beras pemerintah (CBP) mencapai rekor tertinggi tembus 3,84 juta ton hanya dalam kurun waktu kurang dari lima bulan.

Tidak hanya itu, berdasarkan laporan USDA Rice Outlook April 2025, produksi beras Indonesia diproyeksi menyentuh angka 34,6 juta ton, tumbuh 4,8% dibandingkan periode tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah produksi itu menempatkan Indonesia di atas negara-negara Asean lainnya dalam produksi beras. Lonjakan produksi beras tahun ini juga berhasil membalikkan kondisi Indonesia yang sebelumnya sempat impor dalam jumlah relatif besar.

Pangan Jangan Disepelekan

Dalam berbagai kesempatan, Menteri Pertanian (Mentan) RI Andi Amran Sulaiman menyebutkan, permasalahan pangan bukanlah persoalan yang disepelekan. Sebab, ketahanan pangan erat kaitannya dengan ketahanan suatu bangsa. “Pangan bermasalah, negara bermasalah. Karena itu, pemerintah dan seluruh stakeholder terkait harus selalu bersinergi untuk memastikan produksi kita baik, stok kita kuat, dan masyarakat tersenyum,” kata Mentan Amran.

Berbagai langkah strategis telah dijalankan untuk memastikan peningkatan produksi Indonesia, mulai dari optimalisasi lahan hingga cetak sawah untuk pangan masa depan. Tidak hanya itu, berbagai regulasi dan kebijakan juga diperkuat untuk mendukung sektor pertanian. Mulai dari peningkatan volume pupuk subsidi, kemudahan pupuk subsidi bagi petani, hingga penyesuaian harga pembelian pemerintah (HPP) beras. Kinerja pemerintah, termasuk sektor pertanian tersebut mendapatkan penilaian positif dari masyarakat.

Berdasarkan hasil survei opini publik yang dilakukan Litbang Kompas, 4-10 Januari 2025, mayoritas masyarakat mengungkapkan apresiasi mereka terhadap kinerja pemerintahan saat ini. Sebanyak 80,9% responden yang tersebar di 38 provinsi negeri ini menyatakan puas terhadap kinerja pemerintah. Ke depan, Kementan akan terus memperkuat strategi untuk mendukung swasembada beras dan komoditas utama lainnya, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani sebagai garda terdepan ketahanan pangan nasional.

“Produksi kita saat ini baik dan CBP kita terbesar sepanjang sejarah. Kita optimis target 4 juta ton cadangan beras segera tercapai. Insyaallah pangan Indonesia semakin kokoh dan swasembada beras bukan lagi sekadar mimpi,” tandas Mentan Amran.