JAKARTA, AW-Surplus produksi telur membuka peluang bagi Indonesia untuk menjajaki ekspor komoditas itu ke Amerika Serikat (AS). Pemerintah RI siap mengirimkan 1,6 juta butir telur ke pasar AS setiap bulannya. Di tengah fenomena lonjakan harga (eggflation) yang melanda dunia, produksi telur Indonesia saat ini justru sangat melimpah dan harganya juga stabil.
Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan) Moch Arief Cahyono mengatakan, kondisi peternakan di Indonesia berbeda dengan negara lain karena neraca telur ayam nasional saat ini surplus.
Berdasarkan Proyeksi Neraca Pangan (NPN) 2025 yang dihimpun Badan Pangan Nasional/National Food Agency (Bapanas/NFA), produksi telur ayam ras mencapai 6,4 juta ton dengan kebutuhan bulanan hanya sekitar 518 ribu ton, sehingga Indonesia diperkirakan terus surplus. Surplus ini menunjukkan kapasitas produksi yang kuat.
“Kami akan terus memastikan keseimbangan antara pasokan dan harga agar tidak merugikan peternak maupun konsumen. Surplus produksi ini juga membuka peluang bagi Indonesia untuk mengekspor telur ayam ke berbagai negara yang mengalami keterbatasan pasokan, di antaranya AS,” ujar Arief dalam publikasi yang dikutip Minggu (30/03/2025).
Yang unik, negara-negara eksportir grand parent stock (GPS) ayam ke Indonesia kini justru kekurangan pasokan dan harga telurnya melonjak tinggi. AS, Prancis, dan beberapa negara Eropa yang selama ini menjadi pemasok utama GPS ke Indonesia saat ini tengah berjuang menghadapi krisis pasokan akibat wabah penyakit unggas dan kenaikan biaya produksi.
Eggflation terjadi di negara-negara yang menjadi sumber impor GPS, seperti AS dan beberapa negara Eropa, termasuk Prancis. Kondisi yang kurang stabil di negara-negara itu menunjukkan industri peternakan ayam petelur secara global sedang menghadapi tantangan.
“Kekurangan stok di negara lain bisa jadi peluang bagi kita melakukan ekspor. Salah satu rencana ekspor adalah ke AS. Berdasarkan Neraca Komoditas (NK) 2025, pemerintah siap mengirim 1,6 juta butir telur setiap bulan,” tutur Arief. Kementan telah menghitung matang agar ekspor tidak mengganggu ketersediaan telur di dalam negeri. “Kami selalu memeriksa NK untuk memastikan keseimbangan pasokan,” tutur Arief.
Selain itu, Kementan memastikan stabilisasi ketersediaan bahan baku pakan. Upaya stabilisasi ini dilakukan melalui berbagai program, seperti pengembangan sentra jagung, optimasi distribusi pakan, dan pemanfaatan bahan baku alternatif.
Keberhasilan pemerintah dalam meningkatkan produksi jagung nasional sebagai sumber utama pakan ternak menjadi salah satu faktor kunci dalam menjaga kestabilan harga dan pasokan telur di dalam negeri. “Ketersediaan pakan yang stabil dan terjangkau menjadi kunci utama keberhasilan industri perunggasan,” ujar Arief.
Bebas Eggflation
Di tengah fenomena eggflation yang melanda berbagai negara dan menyebabkan lonjakan harga telur, Indonesia justru menunjukkan kondisi berbeda. Produksi telur nasional melimpah, harga tetap stabil, dan pasokan terjaga. Fenomena eggflation telah membuat harga telur di banyak negara melonjak tajam serta berdampak pada produk berbasis telur seperti kue kering dan makanan olahan lainnya yang kini mencapai rekor tertinggi. Artinya, Indonesia bebas dari eggflation.
Mengutip Love Money pada 24 Maret 2025, lonjakan harga telur disebabkan berbagai faktor, termasuk wabah flu burung yang memacu biaya produksi serta krisis pasokan di sejumlah negara. Misalnya, harga telur di Swiss kini menyentuh US$ 6,85 per kilogram (kg) atau setara Rp 113.534 per kg, di Selandia Baru US$ 6,22 atau Rp 103.063 per kg, di Singapura US$ 3,24 atau Rp 53.687 per kg, di AS US$ 4,11 atau Rp 68.103 per kg, di Prancis US$ 4,08 atau Rp 67.606 per kg, dan di Australia US$ 4,13 atau Rp 68.428 per kg.
Di Indonesia, harga telur tetap stabil dengan stok terjaga, bahkan melimpah. Per 25 Maret 2025, harga telur ayam ras nasional Rp 29.475 per kg dan di DKI Jakarta malah lebih rendah dari rata-rata nasional Rp 27.688 per kg.
Seperti yang sudah disampaikan oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, pemerintah terus menjaga stok dan harga komoditas pangan strategis, termasuk telur. “Alhamdulillah, berkat kerja keras semua pihak, terutama petani dan peternak, di Puasa dan Lebaran kali ini, stok dan harga sembilan komoditas pangan strategis dalam kondisi aman, bahkan melimpah, termasuk telur,” ungkap Arief.