JAKARTA, AW-Generasi muda, termasuk mahasiswa, harus turut membantu jalannya hilirisasi pertanian di Indonesia. Hilirisasi pertanian bisa menciptakan jutaan lapangan kerja dan membangkitkan ekonomi desa. Program hilirisasi pertanian yang sedang dikembangkan pemerintah berpotensi menyerap 8,6 juta tenaga kerja dengan total investasi Rp 371 triliun.

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, dalam kuliah umum di hadapan ratusan mahasiswa, dosen, dan pimpinan Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) pada 19 Juli 2025, mengatakan, generasi muda merupakan penentu masa depan pertanian Indonesia. Keberhasilan sektor pertanian di masa depan sangat ditentukan oleh peran generasi muda, termasuk dalam menjalankan hilirisasi pertanian.

Mentan Amran membeberkan bahwa program hilirisasi pertanian yang sedang dikembangkan Kementerian Pertanian (Kementan) berpotensi menyerap hingga 8,6 juta tenaga kerja dengan total investasi Rp 371 triliun. Investasi ini diarahkan untuk memperkuat industri pengolahan hasil pertanian dan mendorong generasi muda terlibat langsung dalam rantai nilai pertanian.

Dalam paparannya di kuliah umum yang mengangkat tema Inovasi dan Teknologi dalam Meningkatkan Produktivitas dan Kesejahteraan Petani itu, Mentan Amran menekankan filosofi hidup yang membentuk kesuksesannya di dunia pertanian dan pemerintahan yakni keyakinan, tindakan, dan konsistensi. Menurut Mentan, membangun pertanian masa depan bukan hanya soal teknologi dan infrastruktur, tapi juga soal mentalitas dan karakter pelaku utamanya.

“Kalau tidak yakin pada diri sendiri, jangan harap pertanian bisa jadi tulang punggung bangsa. Generasi muda harus yakin, berani bertindak, dan konsisten berkontribusi,” ujar Mentan Amran dalam publikasi yang dikutip Sabtu (19/07/2025).

Mentan juga menyinggung pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan yang siap menjawab tantangan global, termasuk krisis pangan dunia. Mentan mendorong mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman dan aktif terlibat dalam transformasi pertanian Indonesia. “Masa depan pertanian ada di tangan anak muda. Jangan hanya jadi penonton. Turun ke lapangan, pahami realita petani, dan jadilah bagian dari solusi,” tegas dia.

Selain membahas pembangunan karakter, Mentan Amran memaparkan visi besar Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan nasional. Pangan merupakan kebutuhan strategis yang tidak bisa ditawar, karena menyangkut stabilitas sosial, ekonomi, bahkan politik bangsa. “Kalau pangan terganggu, negara bisa runtuh. Itulah kenapa Presiden Prabowo Subianto serius menggarap pertanian, bukan hanya untuk lima tahun ke depan, tapi untuk 1.000 tahun mendatang,” jelasnya.

Dalam konteks ini, Mentan Amran menyoroti program hilirisasi pertanian yang memiliki potensi nilai tambah tinggi. Mentan mencontohkan, kelapa yang hanya bernilai Rp 1.000 per liter di tingkat petani bisa diolah menjadi Virgin Coconut Oil (VCO) dengan nilai jual mencapai Rp 145 ribu per liter. “Ini potensi luar biasa. Dengan hilirisasi, kita bisa menciptakan jutaan lapangan kerja dan membangkitkan ekonomi desa,” ujarnya.

Tak lupa, Mentan Amran mengingatkan, modernisasi dan hilirisasi pertanian harus dibarengi etos kerja tinggi dan konsistensi dalam belajar serta bertindak. “Bangun jam 4 pagi, belajar 10 jam sehari, tidur jam 11 malam. Hanya karakter seperti itu yang bisa mengubah wajah pertanian kita,” tandas dia. Melalui kuliah umum ini, Mentan Amran tidak hanya memotivasi, tetapi juga memberikan arah jelas bagi mahasiswa bahwa pertanian bukanlah masa lalu, melainkan masa depan Indonesia. Dan generasi mudalah yang akan menjadi penggeraknya.