JAKARTA, AW-Ekspor sekam bakar Indonesia tembus ke pasar Belanda. Pengiriman perdana ekspor sekam bakar itu dilakukan oleh PT Minaqu Indonesia. Dengan telah diekspor, sekam bakar kini telah menjadi komoditas penyumbang devisa negara dan bukan lagi dianggap sebagai limbah semata.

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menjelaskan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan selalu mendukung upaya peningkatan ekspor nasional yang dilakukan para pelaku usaha. Pada 2025 dan 2026, target pertumbuhan ekspor ditetapkan 7,1%. Sampai 2029, pertumbuhan ekspor ditargetkan 9,64%. “Target yang tidak mudah, tapi bukan berarti mustahil untuk dicapai. Karena itu apresiasi dilakukannya ekspor sekam bakar ke Belanda,” ungkap Wamendag Roro.

Wamendag Roro mengatakan hal tersebut saat melepas ekspor perdana produk sekam bakar (rice husk charcoal) ke Belanda dari Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/04/2025). Menurut Wamendag Roro, ekspor yang dilaksanakan PT Minaqu Indonesia itu adalah langkah nyata dalam upaya pengembangan ekspor nasional, terutama di sektor produk pertanian. “Ini merupakan bagian dari upaya mengembangkan pasar produk pertanian nasional,” jelas Wamendag Roro dalam publikasi yang dikutip pada hari yang sama.

Selain sekam bakar, turut diekspor pula tanaman hias palem waregu. Turut hadiri dalam kegiatan itu adalah Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan, Walikota Bogor Dedie A Rachim, Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat M Panggabean, CEO PT Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinata, serta buyer dari Belanda Rik de Rikj.

“Kami mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat, terutama PT Minaqu Indonesia dan seluruh ekosistem dalam mewujudkan ekspor perdana senilai Rp 500 juta ini. Kegiatan ini wujud nyata komitmen kita bersama dalam pengembangan ekspor nasional,” ujar Wamendag Roro.

Menurut Wamendag Roro, di tengah situasi ketidakpastian global saat ini, termasuk perang dagang yang terjadi, Indonesia harus tetap optimistis dalam memandang masa depan. Sebagai negara nonblok, Indonesia akan bersinergi dengan negara-negara terkait dalam mencari jalan keluar terbaik dan saling menguntungkan.

Karena itu, ekspor sekam bakar ke Belanda ini turut memperlihatkan bahwa di tengah kondisi tersebut, Indonesia masih aktif melakukan diversifikasi pasar. “Kami berharap kegiatan ekspor ini juga akan memperkuat hubungan bilateral Indonesia-Belanda dan bukan menjadi ekspor yang pertama dan terakhir, namun akan terus berlanjut ke depannya,” terang Wamendag Roro.

Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti bersama Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan saat melepas ekspor perdana produk sekam bakar milik PT Minaqu Indonesia ke Belanda senilai 26.300 Euro di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/04/2025). (Foto : Kemendag)

Wamendag Roro menekankan pentingnya sinergi antarlembaga dalam memastikan kelancaran proses ekspor, termasuk peran penting dari Badan Karantina Indonesia guna menjamin kualitas dan keamanan produk yang dikirim ke luar negeri.

Sedangkan Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan turut mengapresiasi PT Minaqu Indonesia karena ekspor itu menjadi titik awal bangkitnya pelaku ekspor dari Jawa Barat, khususnya dari sektor pertanian dan UMKM. “Kami berterima kasih kepada PT Minaqu Indonesia yang telah membuka jalan ekspor sekam bakar ke Belanda. Ini jadi tonggak penting dan semoga menjadi pemicu semangat bagi eksportir lainnya di Jawa Barat,” kata Erwan.

Sedangkan CEO PT Minaqu Indonesia Ade Wardhana Adinata menyampaikan, ekspor itu menjadi momentum besar bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab potensinya sangat besar untuk dikembangkan.

Bukan hanya sekam, berikutnya bisa dengan multiproduk yang diolah dari limbah menjadi komoditas bernilai dan berguna. “Sekam bakar bukan hanya limbah pertanian, tapi memiliki nilai ekonomi tinggi terutama sebagai media tanam dalam sektor hortikultura dan florikultura di Eropa. Sekam bakar sangat diminati di Eropa karena sifatnya yang ramah lingkungan dan berfungsi optimal sebagai media tanam. “Ini menjadi peluang besar bagi petani dan pelaku UMKM di Indonesia,” tandas Ade.