JAKARTA, AW-Indonesia akan memanfaatkan jaringan logistik dan distribusi Uni Emirat Arab (UEA) guna menggenjot ekspor produk pertanian nasional. UEA selama ini menjadi salah satu mitra dagang utama Indonesia di kawasan Teluk, khususnya untuk produk-produk pertanian, seperti telur, ayam, buah-buahan, hingga sawit dan cengkeh. Dengan menggandeng UEA, ekspor produk pertanian Indonesia siap menguasai tiga benua sekaligus, termasuk Afrika dan Eropa.
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, Pemerintah Indonesia terus memperkuat diplomasi ekonomi di sektor pertanian. Seiring dengan itu, Wamentan Sudaryono menerima kunjungan Duta Besar (Dubes) UEA untuk Indonesia Abdulla Salem Al Dhaheri di Kantor Pusat Kementerian Pertanian (Kementan) Jakarta pada 16 Mei 2025.
Pertemuan itu menjadi bagian dari upaya mempererat kemitraan strategis yang telah lama terjalin antara Indonesia dan UEA. Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas peluang peningkatan ekspor produk pertanian Indonesia ke pasar global melalui jaringan logistik dan distribusi UEA. “Kita kan ingin meningkatkan ekspor, kita ingin meningkatkan jumlah yang kita bisa ekspor langsung ke seluruh dunia, dan kita butuh channel-channel itu. Salah satu channel-nya adalah melalui UEA,” jelas Wamentan dalam publikasi yang dikutip Sabtu (17/05/2025).
Wamentan Sudaryono menyebutkan, UEA sebagai mitra penting tidak hanya karena kerja sama ekonominya, tetapi juga karena kedekatan hubungan antar pemimpin negara. “Hubungan erat yang terjalin sejak era Presiden Joko Widodo dan kini dilanjutkan oleh Presiden Prabowo Subianto menunjukkan adanya chemistry kuat antara kedua negara,” ujar Wamentan.
Wamentan Sudaryono menekankan pentingnya memperluas skala kerja sama yang telah berjalan, khususnya dalam hal ekspor, hilirisasi, dan pengolahan produk pertanian. “Kita ingin menjajaki dan melanjutkan investasi yang sudah berjalan. Baik pengolahan daging, ekspor komoditas ke Timur Tengah, maupun menjangkau pasar Afrika dan Eropa,” kata Wamentan.
Sementara itu, Dubes Al Dhaheri menyambut baik inisiatif itu. UEA menyoroti implementasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) yang telah ditandatangani sejak 2022 dan telah menunjukkan hasil positif. “Selama 2023, kami telah melihat buah dari CEPA, termasuk peningkatan signifikan dalam neraca perdagangan. Kami melihat potensi besar untuk menjembatani kepentingan kedua negara,” ucap Al Dhaheri.
UEA menyatakan ketertarikannya untuk terus berinvestasi dalam sektor pengolahan hasil pertanian dan peternakan di Indonesia, seraya mendorong pelibatan investor dari kedua negara untuk mewujudkan visi bersama di sektor pangan.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan produk pertanian Indonesia–UEA mengalami surplus sekitar US$ 499,89 juta pada 2024. Wamentan pun menegaskan bahwa Indonesia terbuka terhadap investasi produktif yang menciptakan lapangan kerja, meningkatkan nilai tambah, dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Sebelumnya, Wamentan juga menerima Wakil Menteri Pertanian Argentina Agustin Tejeda Rodriguez untuk membahas peluang kerja sama di sektor peternakan. Indonesia membuka peluang investasi pada komoditas daging sapi dan sapi hidup dari berbagai negara, selama memenuhi persyaratan teknis dan menawarkan harga kompetitif. Dengan terus terbukanya ruang kerja sama internasional, Wamentan Sudaryono berharap bisa memperkuat peran global Indonesia sebagai negara agraris yang aktif berkontribusi dalam rantai pasok pangan dunia.