JAKARTA, AW-Ekspor produk olahan unggas Indonesia mulai merambah pasar Oman dan akan menyusul negara di Timur Tengah lainnya yakni Uni Emirat Arab (UEA) serta Arab Saudi. Ekspor produk olahan unggas Indonesia ke kawasan Timur Tengah itu menunjukkan kemampuan industri dalam negeri menghasilkan komoditas berkualitas tinggi dan berdaya saing global.

Industri perunggasan nasional kembali mencatatkan prestasi membanggakan, di antaranya dengan terlaksananya pelepasan ekspor perdana produk olahan unggas Indonesia ke Oman dan pengiriman lanjutan ke Singapura oleh PT Malindo Food Delight yang berlangsung di Cikarang, Jawa Barat, pada 17 April 2025. Seremonial pelepasan dilakukan oleh Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (PKH Kementan) Agung Suganda.

Dengan melepas ekspor ke Oman dan Singapura itu, Kementan menunjukkan produk olahan unggas RI berkualitas. “Selamat atas realisasi ekspor perdana produk olahan unggas ke Oman dan pengiriman lanjutan ke Singapura oleh PT Malindo Food Delight. Ini capaian luar biasa yang menunjukkan kemampuan industri domestik dalam menghasilkan produk berkualitas tinggi dan berdaya saing global,” ujar Agung dalam publikasi yang dikutip Selasa (22/04/2025).

Agung menjelaskan, ekspor produk olahan unggas Indonesia ke Oman itu bukti produk nasional mampu menembus pasar internasional, khususnya di kawasan Timur Tengah dan Asia Tenggara. Keberhasilan itu disambut baik Kementan karena kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk memperkuat penetrasi pasar luar negeri, khususnya bagi produk peternakan yang tengah surplus produksi.

Dengan stok daging dan telur ayam melimpah, pemerintah mendorong pelaku industri menjadikan ekspor sebagai strategi utama dalam menjaga stabilitas harga di dalam negeri sekaligus meningkatkan devisa negara. “Ekspor produk olahan unggas Indonesia ini sejalan dengan arahan Bapak Menteri Pertanian yang meminta produk peternakan yang surplus, khususnya daging dan telur ayam, dapat dimanfaatkan untuk memperluas pasar ekspor. Ini bukan hanya solusi atas kelebihan produksi, tapi juga peluang memperkenalkan kualitas unggas Indonesia ke pasar global,” jelas Agung.

Sesuai Standar

Dalam seremonial pelepasan itu, PT Malindo Food Delight berhasil secara perdana merealisasikan ekspor produk olahan unggas Indonesia ke Oman sebanyak 6 ton dan pengiriman lanjutan ke Singapura dengan volume yang sama. Total nilai ekspor dari kedua pengantaran itu US$ 59 ribu atau sekitar Rp 993 juta.

Direktur PT Malindo Food Delight Rewin Hanrahan menyampaikan, pencapaian itu hasil kerja keras dan komitmen perusahaan dalam menjaga kualitas dan keamanan produk serta dukungan pemerintah terutama Kementan. “Terima kasih kepada pemerintah atas dukungan penuh yang diberikan selama proses ekspor ini. Ke depan, kita akan coba fokuskan kembali produk kita ke negara-negara Timur Tengah. Mudah-mudahan selanjutnya kita akan menembus pasar UEA serta Arab Saudi,” ungkap Rewin.

Sementara itu, President Director for Indonesian Region of PT Yas Exports International, selaku perwakilan pembeli produk, Shihab Yousaf, mengungkapkan kepuasannya terhadap kualitas produk olahan unggas dari Indonesia. “Produk dari Indonesia sangat sesuai standar dan preferensi pasar kami, karena produk olahan unggas yang halal dari Indonesia lebih diterima di pasar Timur Tengah. Kami melihat potensi besar dari kerja sama ini dan berharap dapat terus meningkatkan volume impor ke depannya,” jelas dia.

Sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kementan, total nilai ekspor komoditas peternakan Indonesia sepanjang 2024 mencapai US$ 1,35 miliar atau sekitar Rp 22 triliun, dengan pertumbuhan volume 4,16% dibandingkan tahun sebelumnya. Khusus ekspor unggas, nilai ekspor di 2024 sebesar US$ 16,8 juta atau naik 145% dari 2023.

Dengan capaian itu, pemerintah mendorong lebih banyak pelaku industri peternakan menangkap peluang ekspor dan memperluas pasar internasional. Pemerintah juga membuka peluang investasi sapi pedaging serta sapi perah, sebagai bagian dari strategi peningkatan produksi daging sapi dan susu nasional. “Pemerintah terus memberikan dukungan kepada pelaku usaha yang berorientasi ekspor. Kami harap ekspor ini dapat menjadi inspirasi bagi pelaku usaha lain di subsektor peternakan,” tandas Agung.