JAKARTA, AW-Ekspor perikanan Indonesia ke China sepanjang 2024 mencapai US$ 1,24 miliar. Komoditas perikanan RI yang paling diminati di China adalah cumi-sotong-gurita, rumput laut, layur, udang, rajungan-kepiting, serta lobster. Pemerintah Indonesia mendorong perdagangan perikanan dengan China akan terus meningkat ke depan.
Data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menunjukkan hubungan dagang perikanan Indonesia-China dalam tren positif. Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) KKP Tornanda Syaifullah menjelaskan, hubungan dagang yang positif itu tercermin dari terus meningkatnya ekspor perikanan Indonesia ke China.
“Ekspor produk perikanan Indonesia ke China di 2024 sebesar US$ 1,24 miliar dengan impor hanya US$ 96,7 juta. Artinya, Indonesia mendapat surplus perdagangan produk perikanan dengan China US$ 1,15 miliar,” kata Tornanda.
Dalam publikasi yang dikutip Senin (21/04/2025), ekspor perikanan Indonesia ke China meliputi komoditas utama berupa cumi-sotong-gurita (32,9%), rumput laut (18,6%), layur (7,9%), udang (7,5%), rajungan-kepiting (6,2%), dan lobster (3,6%). Sedangkan impor perikanan Indonesia dari China didominasi pacific mackerel (Scomber japonicus) beku 52,2%, cumi-cumi (terutama jenis Todarodes pasificus dan Dosidigcus gigas) beku 9,6%, serta karaginan (6,0%).
Tornanda Syaifullah membeberkan, KKP terus mendorong penguatan investasi dan perdagangan perikanan dengan China. Untuk itu, KKP memperkuat kerja sama dagang dan investasi sektor kelautan dan perikanan antara Indonesia dan China melalui keikutsertaan dalam China (Zhejiang)-Indonesia Trade and Investment Conference yang digelar di Jakarta, baru-baru ini.
Buka Peluang Investasi
Forum yang digelar Pemerintah Provinsi Zhejiang dan China Council for the Promotion of International Trade (CCPIT Zhejiang) tersebut bertujuan memperkuat hubungan ekonomi Indonesia-China dan membuka peluang investasi di sektor strategis, termasuk kelautan dan perikanan, manufaktur, logistik, serta energi terbarukan.
Pemerintah RI berkomitmen menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif yang diwujudkan lewat kemudahan perizinan, insentif, infrastruktur pendukung, dan sumber daya manusia (SDM) yang andal. Kerja sama itu bagian dari upaya mewujudkan industri perikanan nasional yang tangguh, inklusif, dan berdaya saing global, selaras dengan arah pembangunan ekonomi biru yang berkelanjutan.
“Kami membuka ruang bagi investor untuk berkolaborasi dalam perikanan tangkap, budi daya, pengolahan hasil perikanan, dan penguatan logistik berkelanjutan,” jelas Tornanda Syaifullah yang mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menghadiri forum tersebut.
Sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono menggagas program ekonomi biru untuk meningkatkan daya saing produk perikanan Indonesia. Hal itu dilakukan dengan mengutamakan sistem produksi berkelanjutan. Dalam mengimplementasikannya, KKP memperkuat sinergi dengan multistakeholder di berbagai bidang dari mulai hulu hingga hilir sektor perikanan.