JAKARTA, AW-Kementerian Pertanian (Kementan) mempercepat cetak sawah seluas 2.672 hektare (ha) di Tanah Bumbu, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), dengan melibatkan semua pihak. Program cetak sawah merupakan salah satu strategi nasional menuju swasembada pangan melalui jalur perluasan atau ekstensifikasi lahan.

Sekretaris Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Mulyono, yang juga Penanggung Jawab Swasembada Pangan Provinsi Kalsel, mengatakan, Kementan terus mempercepat perluasan lahan sawah sebagai bagian dari strategi nasional menuju swasembada pangan. Salah satu daerah prioritas dalam program cetak sawah tahun 2025 adalah Kabupaten Tanah Bumbu, Kalsel, dengan target luasan 2.672 ha.

Cetak sawah di Tanah Bumbu itu kini memasuki tahap kontrak konstruksi. “Program cetak sawah di Tanah Bumbu kini sudah memasuki tahap awal berupa land clearing dan land leveling. Kami meminta seluruh pihak untuk terlibat aktif dalam pengawalan proses ini, dari hulu hingga hilir, agar pelaksanaannya tepat waktu, tepat mutu, dan tepat sasaran,” ujar Mulyono.

Komitmen percepatan itu ditegaskan dalam Rapat Koordinasi Percepatan Cetak Sawah yang digelar pada 5 Agustus 2025 dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari Dinas Pertanian, para penyuluh, Dandim 1022/Tanah Bumbu, Forkopimda, hingga para Penjabat Kepala Desa. Semua pihak sepakat untuk bergerak bersama dan mengawal realisasi cetak sawah di wilayah masing-masing. Mulyono menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan pengawasan yang menyeluruh dalam implementasi program itu.

Keberhasilan di lapangan sangat bergantung pada sinergi seluruh unsur. Penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pendampingan tidak bisa bekerja sendiri, melainkan harus didukung oleh Dinas Pertanian, TNI/Kodim, pemerintah desa, kontraktor pelaksana, serta tim pengawas teknis. “Koordinasi teknis di lapangan harus dilakukan secara intensif dan terbuka. Dengan sistem pengawasan yang akuntabel, seluruh proses konstruksi dapat berjalan efektif, efisien, dan sesuai regulasi,” jelas dia dalam publikasi yang dikutip Rabu (06/08/2025).

Mulyono juga mengingatkan pentingnya penetapan target waktu di setiap kecamatan serta pelaporan progres yang rutin dan terukur. Hal ini akan menjadi fondasi bagi pelaksanaan program yang tepat dan hasil nyata di lapangan. “Kalau target waktunya jelas dan pengawasan dilakukan bersama, kita bisa memastikan program ini benar-benar memberikan manfaat besar bagi petani dan ketahanan pangan daerah,” tegas dia.

Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman juga menegaskan bahwa cetak sawah adalah instrumen strategis dalam meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional secara berkelanjutan. “Negara harus hadir untuk menjamin ketersediaan pangan rakyat. Karena itu, kami dorong perluasan lahan sawah produktif melalui program cetak sawah, terutama di daerah yang potensial dan didukung penuh oleh semua pihak. Ini adalah bagian dari upaya kita menuju swasembada pangan,” ujar Mentan Amran.