JAKARTA, AW-Alat mesin dan pertanian atau alsintan bantuan dari pemerintah tidak boleh diperjualbelikan atau disewakan dengan harga tinggi. Sebab, alsintan dari pemerintah itu aset negara yang dititipkan kepada kelompok tani guna meningkatkan produktivitas. Apabila ada pihak kedapatan memperjualbelikan alsintan bantuan pemerintah maka dapat dipidana.

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menegaskan, alsintan yang diberikan pemerintah tidak boleh diperjualbelikan atau disewakan dengan harga tinggi. Wamentan mengingatkan, bantuan alsintan yang diberikan oleh pemerintah merupakan aset negara yang dititipkan kepada kelompok tani untuk meningkatkan produktivitas pertanian.

“Alat ini bukan milik pribadi, bukan milik kepala desa, bukan ketua kelompok. Ini milik negara, diberikan untuk kelompok. Tidak boleh dijual, tidak boleh disewakan mahal-mahal. Kalau dijual, itu pidana. Jual alsintan bantuan pemerintah bisa dipidana! Alat ini harus kerja setiap hari. Kalau sudah selesai di satu tempat, silakan dipakai di tempat lain,” tegas Wamentan.

Wamentan mengatakan hal itu usai menyerahkan bantuan alsintan kepada kelompok tani di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, pada 22 Juni 2025. Karena itulah, kata Wamentan, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong pembentukan Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) agar pemanfaatannya dapat dilakukan lintas kelompok tani. Dalam kunjungan kerjanya tersebut, Wamentan menyerahkan alsintan berupa berupa combine harvester, traktor roda dua, dan traktor roda empat kepada sejumlah kelompok tani.

Pemerintah berkomitmen untuk mendorong peningkatan indeks pertanaman (IP) di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat, melalui pemberian bantuan alsintan. “Kami ingin petani bisa menanam dan panen lebih banyak dengan mekanisasi. Saya ingin indeks pertanaman di sini naik. Jangan sampai ada alsintan yang menganggur,” kata Wamentan Sudaryono dalam publikasi yang dikutip Selasa (24/06/2025).

Lebih jauh Wamentan Sudaryono menjelaskan, mekanisasi pertanian mampu meningkatkan efisiensi waktu dalam budi daya. Dengan alsintan modern seperti traktor roda dua, traktor roda empat, dan combine harvester, proses olah tanah hingga panen dapat dilakukan jauh lebih cepat. “Kalau dibajak pakai sapi waktunya terlalu panjang. Kalau waktunya panjang, kadang-kadang nanamnya setahun cuman 1 kali. Kalau panen secara manual dengan sabit itu 1 hektare butuh beberapa hari, ini dengan combine harvester 1 hektare bisa dikerjakan dalam 2 jam,” jelas dia.

Dorong Percepatan Tanam

Untuk itu, dengan bantuan alsintan diharapkan dapat mendorong percepatan tanam dan peningkatan IP di Kabupaten Ketapang dari yang sebelumnya satu kali dalam satu tahun dapat meningkat menjadi tiga kali. “Kalau sudah olah tanah segera ditanam. Kemudian, kira-kira 1-3 minggu sebelum panen, anda tebar benih di tempat lain, begitu anda panen, olah tanah bisa langsung ditanami karena benihnya sudah tumbuh, supaya setahun panennya lebih banyak,” terang Wamentan.

Usai menyerahkan bantuan alsintan kepada Kelompok Tani Kandangan, Kelompok Tani Bina Karya, Kelompok Tani Unggul Mulia, dan Kelompok Tani Jaya Makmur, Wamentan Sudaryono menitipkan pesan agar alat pertanian digunakan dan dirawat dengan baik. Tidak hanya itu, hasil yang diperoleh dari pertanian juga diharapkan dapat dimanfaatkan untuk keberlanjutan penggunaan alsintan ke depannya.

“Pesan saya, satu, alatnya dirawat. Nanti kan ada hasilnya, hasilnya dipakai untuk rawat alat ini. Selain itu, ditabung supaya kalau rusak dan gak bisa dipakai bukan berarti minta lagi, gak. Anda harus membeli setelah ini. Kedua, saya minta dengan alat ini, olah tanahnya harus cepat-cepat, kalau sudah olah tanah segera ditanam, begitu panen harus tanam lagi,” harapnya Wamentan.

Di kesempatan yang sama, Gubernur Kalimantan Barat Ria Norsan mengapresiasi dukungan Kementan dan mengingatkan kelompok tani menjaga dan memelihara alsintan yang diberikan. “Sekali lagi kami minta kelompok tani yang sudah diberi alat ini, pelihara dengan baik, gunakan dengan baik untuk masyarakat, demi meningkatkan ketahanan pangan dan hasil pertanian. Kalau tadi panennya satu kali, mudah-mudahan dengan adanya alat ini bisa tiga kali. Kalau bisa panen sampai tiga kali, petani bisa nabung, bisa umrah, bisa haji. Itu harapan kita,” ujar dia.